Lalu, apakah apakah tindakannya mendukung Jokowi-JK sudah diketahui oleh partainya itu? Aan mengaku dukungannya kepada Jokowi-JK tanpa sepengetahuan Partai Gerindra. Ia pun mengaku, bila tindakannya tersebut dianggap sebuah pelanggaran, dirinya siap mundur dari partai berlambang kepala burung garuda itu.
“Saya siap (mundur). Di DPP Partai Gerindra saya juga bukan tokoh penting yang mempengaruhi kebijakan. Saya juga sudah sampaikan, sejak pileg (pemilu legislatif) saya juga sudah tidak aktif,” ucapnya.
Lantas mengapa Aan, yang mengaku sempat mendapatkan uang dari pengurus Partai Gerindra selama menjadi caleg itu dengan mudahnya berpaling memberikan dukungan terhadap Jokowi-JK? Aan mengaku, keputusan tersebut muncul dari ajakan para aktivis 98 lainnya yang juga mendukung Jokowi-JK.
Aan berharap, bila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, Jokowi-JK dapat mengungkap kasus penculikan paksa para aktivis 98 dan menangkap para pelaku penculikan tersebut yang hingga saat ini masih belum jelas.
“Kita diskusikan dan saya sepakat tidak ada masalah mencari teman-teman kami yang posisinya tidak jelas, kami melihat dengan kemampuan Jokowi dan JK yang mempunyai pengalaman dalam penyelesaian konflik didaerah mampu menuntaskan kasus ini,” ucap Aan. -( liputan6.com)