aku ingin melukis geram
diatas kanvas dari kulit sukma
akan aku tumpah darah untuk merah
ku tumbuk halus belulang untuk putih
empedu untuk hitam
mimpi bagi abunya
aku ingin lukisan sudah
biarpun batin di rajah perih
biarpun batin di gurat pedih
aku ingin engkau mengerti
bahwa aku tengah dendam
bukan sedih
aku harus merampungkannya
mumpung nafas masih tersisa
agar mati tenang
dan kesal tak bergentayang
lalu aku gantungkan di arasy paling tinggi
sebentuk bukti
bahwa agungnya rasa
butuh peluh butuh kristal
bukan puja
bukan puji
dan kelak
nikmati kuat kuat
lantakkan ke akuan
meski tak jua kan menyadarkan
letakkan ke dasar hati
sebab dalam aliran darah
ada kesombongan
ada kemunafikkan
Desember AKU ’23
” Selamat pagi jiwa-jiwa batu “