Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Setelah sempat terhenti pembayaran honor pengawas silang UN SD dan SMP setelah disorot pekan lalu, lantaran ada dugaan pemotongan nonor pengawas silang.
Informasi yang dihimpun pada proses awalnya pencairan terjadi pemotongan pajak dua kali, seharusnya guru pengawas tersebut menerima Rp. 500 ribu, tapi malah menerima Rp. 200 hingga Rp. 280 ribu. Tergantung pangkat dan golongan.
Setelah diberitakan, beberapa hari kemudian ternyata sejumlah guru ada yang menerima Rp. 500 ribu.
“saya menerima Rp. 280 ribu, kemudian heboh diberitakan, kemarin ada kawan malah dibayar Rp. 500 ribu, aneh juga, berapa sebenarnya hak pengawas silang UN tersebut” ungkap sumber kepada kerincitime.co.id.
Informasi yang dihimpun, Bendahara Siliswati sempat tidak mau melakukan pembayaran karena takut.
Pembayaran honor tersebut juga sempat dilakukan di dalam ruangan Kabid Dikdas Hakimi oleh Bendahara Siliswati.
Sementara itu Hakimi Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci membantah tudingan tersebu.
“untuk pengwas jenjang SD yang kita potong hanya pajak, sesuai pangkat dan golonga, yang bukan PNS tidak ada potongan, misalnya golongan IV Rp. 58.000,-, sementara untuk golongan II Rp. 19.500,-, jadi yang diterima Rp. 310.000,- setelah potong pajak” ungkapnya.
Dari jumlah Rp.310.000,- tersebut dipotong lagi lantaran ada temuan tahun lalu, “jadi kita ambil dari sana” ungkapnya lagi.
Dikatakannya bahwa pembayaran honor tersebut juga baru 50 orang, lantaran heboh diberitakan, maka kita stop dulu, biar ada kejelasannya. “baru kita banyar untuk 50 orang” ungkapnya.
Semantara untuk SMP kata Hakimi tidak benar jumlahnya mencapai Rp. 500.000,- per orang, namun ia tidak menjelaskan berapa rincian sebenarnya untuk honor pengawas silang SMP, “jumlahnya tidak sampai Rp. 500 ribu, nantilah saya cek dulu, tapi untuk SMP sudah dibayar sebelum lebaran lalu” ungkapnya.
Hakimi berjanji akan mengirimkan data jumlah Guru Pengawas Silang, namun hingga saat ini tidak ada di kirim ke redaksi kerincitime.co.id. (red)