Cita Rasa Kopi Tuak Ala Jambi Tulo
Kerincitime.co.id, Berita Muaro Jambi – Siapa yang tidak tergugah menyeruput nikmatnya rasa kopi tuak. Rasanya yang unik dan segar pasti sangat menggoda para penikmat kopi di Jambi.
Cita rasa kopi tuak ini pertama kali dikenalkan dan dipopulerkan oleh Adi Iswanto, sang Ketua Gerakan Muarojambi Bersakat. Disebut kopi tuak, karena kopi ini tidak menggunakan pemanis dari gula, tapi langsung dicampur dengan air nira atau aren. Aren sendiri merupakan bahan dasar untuk membuat tuak setelah melalui proses fermentasi.
Ahmad Riki, salah satu penikmat kopi ini rela datang ke Desa Jambi Tulo Kecamatan Maro Sebo untuk menikmati cita rasa kopi tradisi leluhur. Dia bersama kawan-kawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jambi, bahkan ikut langsung melihat bagaimana proses penyadapan air nira dari batang nira hingga proses meraciknya menjadi kopi tuak.
“Rasanya nikmat sekali dan memiliki cita rasa yang khas di lidah,” kata Riki kepada Brito.id media partner Kerincitime.co.id, Sabtu (7/12/19).
Saat itu, cerita Riki, air nira yang usai disadap dimasukkan ke dalam jerigen. Air nira tersebut dibawa untuk segera dimasak. Setelah mendidih, bubuk kopi dimasukkan ke dalam ceret yang berisi air nira mendidih. Proses memasak menggunakan api kayu bakar menambah cita rasa kopi kian nikmat. Selanjutnya kopi tuak dituang ke gelas bambu.
“Pemilihan gelas bambu ini sebagai wadah ternyata bertujuan agar kopi tuak yang mendidih bisa segera dingin dan langsung diseruput. Rasanya jangan ditanya, unik, segar dan aku sudah minum 3 gelas tapi perutku tetap bersahabat,” kata Riki.
Adi Iswanto, Ketua Gerakan Muarojambi Bersakat menyebut hadirnya kopi tuak ini menambah varian baru kopi di Jambi. Lahirnya kopi tuak juga bisa mengangkat kearifan lokal di Desa Jambi Tulo yang terus terjaga hingga kini.
“Ada kearifan lokal yakni budaya menyadap air nira. Termasuk menghidupkan kearifan nenek moyang kami dahulu yang kreatif membuat kopi tanpa gula dengan menggantinya dengan air nira,” kata Adi. (Irw)