Ikhlas Menerima Pembatalan Keberangkatan Haji
Kerincitime.co.id, Berita Jakarta – Bagi calon jamaah haji pembatalan pemberangkatan haji tahun ini tentunya menyisakan kekecewaan. Apalagi bagi sebagian calon jamaah persiapan berangkat haji sudah dilakukan sejak lama.
Kekecewaan ini diungkapkan Ahmad Sanusi, calon jamaah asal Bekasi. Ia telah menunggu giliran berhaji sejak delapan tahun silam.
“Sudah daftar sejak 2012, makanya cukup kecewa saat tahu keberangkatannya dibatalkan,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (3/6).
Pria 54 tahun ini menjelaskan bahwa tahun ini seharusnya menjadi perjalanan haji pertama baginya dan juga sang istri. Dia juga mengaku telah menyiapkan beberapa keperluan selama beribadah di Tanah Suci.
“Sudah beli kain ihram, koper juga, sudah sempat minta banyak doa juga dari keluarga,” ujarnya.
Meski kecewa, namun Ahmad dan istri mengatakan menerima segala keputusan pemerintah. Menurut dia, keputusan itu tentu ditetapkan demi kebaikan dan keselamatan bersama, terlebih di tengah pandemi seperti saat ini.
“Ya kita terima saja keputusan pemerintah, mungkin memang terbaiknya seperti itu,” kata Ahmad.
Pimpinan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Kabupaten Purwakarta, KH. Abun Bunyamin, awalnya sedikit kecewa akan keputusan pembatalan keberangkatan haji. Tapi ia yakini jamaahnya bisa ikhlas menerima keputusan.
“Insya Allah jamaah nanti akan tulus dan ikhlas menerima keputusan Menteri agama,” katanya.
Ia sempat menganggap keputusan itu terlalu dini sebelum adanya kebijakan dari pemerintah Arab Saudi. Namun, kata dia, setelah ditelaah maksud dan tujuan pemerintah memang untuk melindungi warganya. Terutama saat menghadapi Pandemi Covid-19 saat ini.
“Awal-awalnya memang kaget dan syok. Apalagi persiapannya sudah mencapai 90 persen. Tapi ikhlas karena inilah terbaik menurut Allah,” tuturnya.
Sutrismiyati, calhaj dari Wonosari, Gunungkidul, pun sedih setelah mendengar keputusan Menag. “Awalnya saya deg-degan (lihat konferensi pers), sekarang lemas. Tapi nggak apa-apa, mau bagaimana lagi. Saya menerima keputusan yang diambil pemerintah Indonesia maupun pemerintah Arab Saudi dengan ikhlas, dan saya percaya ini keputusan yang terbaik,” kata Sutrismiyati.
“Sudah lengkap semua persiapan itu tinggal kita itu menunggu pengumuman saja, semua sudah beres. Tapi mau bagaimana lagi demi kebaikan kita bersama terutama kesehatan dengan adanya virus corona, ya manut saja dengan keputusan pemerintah,” katanya.
Wasekjen PBNU Masduki Baidowi mengatakan, kebijakan pembatalan haji sudah sangat tepat. “Saya rasa tepat ya, jadi pembatalan haji itu memang sudah tepat,” ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (3/6).
Menurutnya, keputusan ini tentu telah melalui banyak pertimbangan, baik dari pemerintah Arab Saudi maupun Indonesia. Dia juga menganggap, keputusan ini dapat menghindari kedua negara dari penyebaran virus Covid 19.
“Arab Saudi itu sebenarnya sangat tergantung pada ibadah (haji atau umrah) dan kalau mereka memutuskan tahun ini haji ditunda, maka mereka memang tidak ingin mengambil risiko dari pendemi yang berbahaya ini,” jelas Baidowi.
Selain itu, dia mengatakan, meski ibadah haji merupakan ibadah wajib bagi mereka yang mampu, namun jika terdapat sesuatu yang dapat membahayakan diri, maka sebaiknya ditunda. Menurut dia, keselamatan merupakan hal yang harus lebih diprioritaskan.
“Haji memang wajib bagi yang mampu, tapi kalau ada risiko yang berbahaya lebih baik ditunda dulu. Dalam tujuan syariah itu juga adalah menjaga keselamatan jiwa, artinya ini menjadi alasan utama kenapa saat ini tidak diperbolehkan haji dulu,” ujar Baidowi.
Dia juga mengimbau para calon jamaah haji yang terdampak pembatalan keberangkatan, untuk bersabar dan tidak perlu kecewa. Baidowi juga menyarankan para calon jamaah untuk bertawakal.
“Untuk jamaah haji yang batal berangkat tidak perlu kecewa karena ini adalah takdir Allah, mari bertawakal dan perbaiki ibadah kita lebih menyiapkan diri untuk tahun depan,” ujarnya, dikutip dari laman Republika.co.id. (Irw)