ADVKerinciPolitik

Mundur dari Tenaga Ahli, Mensediar Fokus pada Pencalonan DPRD

Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Nama Mansediar tercatat sebagai salah seorang Calon Anggota DPRD Kerinci dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan nomor urut 1. Kembalinya mantan aktivis kampus ini ke dunia politik memang dikenal cukup mengejutkan. Sebab, disatu sisi dia harus mengorbankan posisinya sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) yang selama ini dia jalani.

Mensediar menyebutkan bahwa langkah politik yang diambilnya sudah dipertimbangkan dengan matang, termasuk resiko mundur yang dari TAPM. “Semua langkah yang kita ambil akan memiliki resiko, saya siap menjalaninya. Saya harus mundur sebagai Tenaga Ahli. Ini resiko dan etika saya. Selanjutnya saya akan fokus pada pencalonan. Mudah-mudahan langkah ini akan memberi manfaat yang lebih besar bagi saya dan masyarakat,”  ungkapnya.

Baca juga:  Tanggapan Maxim Indonesia Terkait 4 Organisasi Ojek Sungai Penuh Menolak Kehadiran Maxim

Untuk diketahui, Mensediar selama kurun waktu 10 tahun kebelakang merupakan pelaku dunia pemberdeyaan masyarakat. Ia sempat menjadi Spesialis Komunikasi, Informasi, dan edukasi pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Provinsi Jambi, dan terakhir ia mundur sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat.

Menurutnya, kembali masuk ke dunia politik merupakan panggilan hatinya setelah melihat berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Dengan pengalaman yang dimilikinya selama ini, Mensediar berharap bisa memberikan jalan keluar berbagai persoalan itu.

“Saat ini saya merasa ada jarak antara masyarakat dengan wakilnya di DPRD. Anggota dewan hanya dekat dengan masyarakat pada saat mendekati Pemilu saja. Ini yang harus kita ubah bersama. Semestinya wakil rakyat harus berjalan beriringan,” kata suami Reni Aryanti ini.

Baca juga:  Gubernur Al Haris Bersama Walikota Sungaipenuh dan Pj Bupati Kerinci Teken MoU Terkait TPA dan SPAM Regional

Menurutnya, politik jual beli juga harus dilawan oleh masyarakat. Politik seperti ini merupakan perusak demokrasi. “Kalau suara masyarakat bisa dibeli dengan uang, maka anggota dewan hanya akan diisi oleh orang-orang rakus. Mereka pasti akan mengambil lagi uang masyarakat untuk mengembalikan modal pencalonan serta akan mencari keuntungan pribadi nantinya,” katanya.

Politik jual beli suara juga hanya akan melahirkan anggota Dewan yang tidak berkualitas. Mereka yang tidak memiliki kemampuan tetapi bisa menjadi wakil rakyat hanya dengan membeli harga diri masyarakat.

“Jangan harapkan aspirasi masyarakat akan diperjuangkan oleh Caleg yang membeli suara masyarakat. Mereka tidak memiliki kemauan, mereka tidak memiliki kemampuan, mereka hanya memikirkan keuntungan pribadi,” ujarnya. (jia/adv)

Baca juga:  Kapolres Kerinci Apresiasi Personil Berkinerja Unggul

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button