KERINCI – Sebuah pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh seorang mantan pejabat yang juga merupakan pendukung Paslon HTK (H Tafyani Kasim) menuai kecaman keras dari kalangan politisi. Mantan pejabat tersebut menyebut profesi petani sebagai “tidak berpengaruh” dan seolah-olah menganggap petani sebagai kelompok yang tidak memiliki suara dalam dunia politik.
Pernyataan ini langsung menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak, terutama politisi yang menilai bahwa pernyataan tersebut merendahkan martabat petani sebagai pahlawan pangan bangsa terutama diwilayah Provinsi Jambi dan khususnya di Kabupaten Kerinci.
Hal tersebut bermula ketika Muslihudin yang merupakan eks Pejabat Pemkab Kerinci yang saat ini merupakan pendukung HTK membuat status di akun Facebook nya 1 hari lalu dengan tulisan “Kita pastikan hadir kampanye 01 di lapangan pasar senin,,,mau buktikan massa 01 lebih banyak daripada massa 03”.
Dalam status tersebut, salah seorang pengguna Facebook berkomentar dengan “Monggo Kek”. Saat itulah Muslihudin diduga melecehkan para petani dengan bahasa seolah-olah merendahkan profesi para petani. “pendukung 01 banyak kaum intelek didalamnya sangat mungkin memberikan pengaruh suara yg luar biasa,,,sedangkan pendukung 03 hanya para petani yg kurang berpengaruh,” tulis Muslihudin dalam Facebook.
Pernyataan tersebut langsung memicu kemarahan dari banyak kalangan, terutama politisi yang berusaha membela hak-hak petani. Politisi dari Partai Nasdem, Satria Budi Darma, menyatakan bahwa pernyataan ini sangat menghina petani dan mencerminkan betapa rendahnya penghargaan terhadap mereka. “Petani adalah kelompok yang sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan dan ekonomi negara. Tidak seharusnya ada yang meremehkan mereka, apalagi dari seorang pejabat yang pernah duduk di posisi kekuasaan.” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa pernyataan tersebut sangat tidak pantas keluar dari seorang mantan pejabat yang seharusnya paham betul pentingnya peran petani dalam kehidupan negara terutama di Kabupaten Kerinci yang merupakan salah satu lumbung pangan Provinsi Jambi. “Petani bukan hanya penyedia pangan, mereka juga pemilih yang menentukan masa depan politik kita. Jika ada elit politik yang meremehkan mereka, itu menunjukkan betapa jauh mereka dari realitas kehidupan rakyat,” ujarnya.
Kecaman juga datang dari Politisi PKB, Sofwan, yang menegaskan bahwa petani memiliki peran yang sangat vital dalam perekonomian Indonesia. “Petani adalah tulang punggung bangsa ini. Menganggap mereka tidak berpengaruh sama saja dengan meremehkan seluruh lapisan masyarakat pedesaan,” katanya.
Pernyataan tersebut juga menuai reaksi keras dari organisasi petani yang merasa dilecehkan oleh ucapan mantan pejabat tersebut. Kelompok Tani di Kayu Aro, Pirdana, menyebutkan bahwa ucapan itu mencerminkan ketidakpedulian terhadap perjuangan petani yang selama ini telah berjuang untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. “Ini adalah bentuk penghinaan terhadap profesi yang sangat penting bagi negara. Jika mantan pejabat masih berpikir seperti ini, maka mereka tidak pantas ada di Kerinci,” tegasnya.
Kontroversi ini semakin memperburuk citra paslon tersebut, terutama di kalangan petani yang menjadi basis pemilih penting di daerah Kabupaten Kerinci.(red)