Jambi

Rumitnya Proses Pembuatan Paspor di Imigrasi Kelas I Jambi

Kantor Imigrasi Jambi
Kantor Imigrasi Jambi

Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Dua sejoli itu sudah tiga pekan bolak-balik Kerinci-Jambi. Tak terhitung biaya yang sudah dikeluarkan. Buku Paspor akhirnya didapat setelah ia terpaksa mencak-mencak. Penelusuran Jambi Link media partner kerincitime.co.id sepekan ini, membuktikan rumitnya proses pembuatan paspor masih terjadi di Kantor Imigrasi Kelas I Jambi.

Romi dan Yuli–nama samaran–, benar-benar masygul ketika rencana bulan madu ke Luar Negeri tertunda pada Juli 2019 lalu. Masalahnya, buku paspor—dokumen perjalanan ke Luar Negeri– itu, baru bisa didapat pada awal Agustus atau sepekan yang lalu.

Pengantin anyar ini tersungut-sungut ketika curhat ke kantor Ombudsman RI Perwakilan Jambi, pada Jumat 2 Agustus 2019 lalu.

“Setiap datang ke Imigrasi, kami diminta melengkapi bahan satu persatu. Jika bahan satu sudah ada, bahan dua diminta. Singkatnya mencicil-cicil,”curhatnya kepada Asisten Perwakilan Ombudsman, Abdul Rohim.

“Mereka ingin kami balik kanan, tapi kami tidak menyerah. Saya dapat paspor setelah tiga minggu bolak-balik dan terpaksa mencak-mencak,”imbuhnya.

Pengalaman serupa diceritakan Husein dan istrinya, Siti.  Ia mengaku geram karena mesti bolak-balik mengurus berkas paspor. Husein cuma bisa mengelus dada ketika petugas bertanya sesuatu yang terkadang dianggapnya remeh temeh.

“Ditanya nama anak lah, nama kakek lah. Apa hubungannya, buat kesal be,”kata Ardy Irawan, Jumat 9 Agustus 2019, kemarin.

Husein pusing ketika ia dan istri diminta petugas mengisi lembar formulir. Pusingnya bertambah ketika ada data yang salah tulis dan lalu diminta petugas memperbaiki.

“Kenapa nggak mereka aja yang mengisi formulir. Kami ini sekolah saja gak lulus. Pasti banyak salah kalau ngisi yang begituan,”ujarnya penuh kesal.

Husein dan istri pulang dengan kekecewaan tanpa bisa membawa paspor. “Susah nian ya pak ngurus paspor skarang,”imbuh Siti.

Ahmad, warga Sarolangun itu pun punya cerita pilu. Sepekan yang lalu, Ahmad dijanjikan petugas untuk datang mengambil paspor pada Jumat 9 Agustus. Membawa asa bahagia, Ahmad sudah ngantri sejak pukul delapan pagi.

Menjelang pukul sepuluh, tiba gilirannya dipanggil. Ahmad bergegas masuk ruangan dengan sumringah dan wajah berseri.

Eits.

Beberapa jenak, Ahmad keluar justru dengan wajah kusut masai.

“Salah lagi,”sergahnya.

“Kemarin katanya berkas sudah lengkap. Sekarang diminta ijazah lagi,”celetuk Ahmad.

Ia geram. Demi mengurus paspor itu ia mesti tiga kali bolak-balik Jambi-Sarolangun. Banyak pekerjaan yang terpaksa ia tinggalkan.

Masalah lain pun muncul. Biaya bolak-balik itu bukannya sedikit. Apalagi, selama di Jambi ia harus menginap di hotel.

Dengan nada meninggi, Ahmad mengontak seseorang lewat telepon seluler. Ia meminta dikirim scan ijazah lewat aplikasi Whatsapp. Setengah jam berselang, Ahmad kembali masuk dan lalu keluar lagi.

Baca juga:  Safari Ramadhan di Bungo, Al Haris dan Mashuri Sholat Tarawih Bersama di Masjid Agung Al-Mubarok

“Ijazah harus di print pula. Ampun niannnn,,,”katanya sembari menggeleng-geleng kepala.

Bryan, salah seorang pengusaha travel berusaha meneduhkan batin Ahmad.

“Bawa sabar bae pak. Sering nian begini,”ujarnya.

Menjelang siang, Ahmad baru berhasil mendapatkan paspor setelah berjuang begitu keras dan sama seperti si Romi-Yuli, terpaksa harus mencak-mencak dulu.

Antrian Online Setengah Mati

Ardy Irawan, wartawan Jambi Link menelusuri  ruwetnya pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Jambi sejak sepekan lalu.

Pukul delapan pagi, Senin 5 Juli 2019, Ardy Irawan mendatangi Kantor imigrasi Jambi  di Jalan Arif Rahman Hakim No 63, Simpang IV Sipin, kawasan Telanaipura.

Rupanya, bangunan kantor sedang direnovasi. Sialnya, tak ada petunjuk ataupun informasi yang dipasang mengenai dimana alamat kantor berpindah.

Dari website resmi imigrasi (https://jambi.imigrasi.go.id/), juga tak memuat informasi alamat kantor sementara. Website Itu justru masih mencantumkan alamat lama.

Dari mulut seorang buruh disana, diperoleh informasi bahwa layanan pembuatan paspor pindah sementara ke kawasan Mall Kapuk, tepatnya di Komplek Mall Kapuk, Jalan M Husni Thamrin Nomor 18, Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Menjelang pukul sepuluh pagi, Jambi Link tiba di kantor imigrasi dan menanyakan prosedur pembuatan paspor kepada seorang petugas.

Asma, seorang petugas lantas menyodorkan secarik kertas berisi petunjuk dan syarat-syarat pembuatan paspor.

“Daftarnya lewat online pak,”ujarnya.

Asma lantas memberi alamat link untuk mengakses pendaftaran via online. Tapi, ia tidak merinci bagaimana caranya. Pembuat paspor mesti mengisi dan mendaftar sendiri.

Hambatan pertama mulai muncul disini.

Rupanya, pendaftaran online itu hanya dipakai untuk mengambil nomor antrian. Bukan pendaftaran untuk pembuatan paspor, seperti asumsi setiap orang.

Untuk mengambil nomor antrian via online ini susahnya setengah mati.

Baiklah, kita telusuri bagaimana rumitnya.

Langkah pertama anda mesti masuk ke alamat ini https://antrian.imigrasi.go.id/LayananBeta/Index.jsp. Setelah masuk, akan muncul menu yang meminta anda memasukkan akun dan password. Bagi yang belum punya akun, anda mesti sign-in dulu. Bisa lewat Google bisa juga via Facebook. Jika akun sudah ready, akan muncul pilihan “klik alamat email”.

Nah, setelah mengklik email, anda akan diminta memasukkan kata sandi. Setelah sukses, anda otomatis masuk ke menu pendaftaran antrian paspor on line. Sampai disini, anda diminta lagi mengisi formulir pendaftaran.

Tapi, proses login juga rumit. Kita mesti berulang kali masuk. Acapkali anda akan ketemu masalah dan muncul tulisan “sesi habis silahkan login ulang!!

menu pendaftaran untuk pengambilan nomor antrian
menu pendaftaran untuk pengambilan nomor antrian

Lalu bagaimana setelah login?

Anda mesti mengisi berbagai data lagi. Seperti  nama akun, password, nama lengkap, No KTP, jenis kelamin, alamat dan sebagainya. Setelah semua data ter-input, anda diminta memilih lokasi kantor imigrasi tempat pengurusan paspor.

Baca juga:  Safari Ramadhan di Bungo, Al Haris dan Mashuri Sholat Tarawih Bersama di Masjid Agung Al-Mubarok

Misalnya anda memilih imigrasi Jambi, maka tinggal klik pilihan Jambi. Lalu, anda juga akan diminta mengklik jadwal antrian—berupa tanggal dan waktu. Artinya, disitu kita dapat membooking kedatangan di hari dan kantor imigrasi yang dipilih.

Misal anda berniat membuat paspor di bulan Agustus 2019. Maka, anda tinggal mengklik tanggal dan waktu yang diingini pada bulan Agustus itu.

Masih ada lagi.?

Ya.

Anda mesti mengecek warna yang muncul. Bila warna Hijau, itu artinya kuota pada hari dan tanggal yang dipilih tersedia.  Jika warna merah yang muncul, berarti kuota pada saat itu habis.

Tapi, kalau warna abu-abu yang muncul, berarti hari libur. Sedangkan warna kuning merupakan kode bahwa kuota belum dibuka dan warna biru berarti tanggal dan hari itu bisa dipilih.

Jambi Link baru bisa login setelah berkali- kali mengakses. Tapi, hingga jumat kemarin, Jambi Link belum juga berhasil masuk dan mendapat nomor antrian. Yang muncul pada bulan Agusus ini selalu warna kuning, artinya kuota belum dibuka.

Waran kuning berarti kuota antrian untuk pembuatan paspor belum tersedia
Waran kuning berarti kuota antrian untuk pembuatan paspor belum tersedia

Pengakuan para pembuat paspor, mereka juga mengalami hal serupa ketika membuat paspor. Susahnya minta ampun.

“Kuota internet harus banyak bang. Dan mesti sering-sering buka link. Kalau cuma sesekali, dak bakal masuk bang,”kata Rian, kepada Jambi Link, Jumat, 9 Agustus 2019.

Setelah semuanya beres, bukan berarti anda sudah bisa mendapatkan paspor. Sebab, anda masih perlu datang ke kantor imigrasi untuk verifikasi berkas, wawancara, pengambilan sidik jari dan foto.

Rumit bukan?

Mekanisme yang panjang dan berbelit itu memang memaksa anda kudu bolak-balik datang ke Kantor Imigrasi.

Nugroho, salah seorang mahasiswa Universitas Jambi juga punya pengalaman pahit. Menurutnya, acapkali petugas terkesan mempersulit sesuatu yang mestinya mudah.

Ia bercerita, sempat ditanya macam-macam dan diminta melampirkan surat rekomendasi kampus ketika hendak membuat paspor. Padahal, waktu itu ia hanya membuat paspor untuk jaga-jaga jika mendadak harus keluar negeri.

“Kalau mau keluar negeri, kan gak repot. Karena paspor sudah stand by. Tapi, ada saja syarat yang mesti ditambah,”katanya.

isa Lambat Kenapa Harus Cepat

Bagi sebagian orang, pembuatan paspor sepertinya gampang-gampang susah. Gampang, boleh jadi karena sedang hoki atau punya kenalan orang dalam Imigrasi. Susah karena kudu bolak-balik dan mesti berhari-hari tongkrongin kantor imigrasi.

Diana Wani Syukri, termasuk yang punya pengalaman gampang. Ia tak merasa susah ketika membuat paspor.

Baca juga:  Safari Ramadhan di Bungo, Al Haris dan Mashuri Sholat Tarawih Bersama di Masjid Agung Al-Mubarok

Diana, Jumat kemarin datang ke kantor imigrasi justru di detik-detik terakhir menjelang waktu istirahat siang. Ia datang mengurus paspor ketika warga mulai sepi. Ia masuk tanpa harus antri panjang.

Diana mengklaim tak ada yang rumit dalam pembuatan paspor. Menurutnya, acapkali memang ada data yang keliru dan tak sinkron. Itu yang mesti diperbaiki.

“Itulah yang buat bolak-balik. Petugas kan gakmau warga kesulitan ketika berada di luar negeri,”katanya kepada Jambi Link, Jumat, kemarin.

Jambi Link berusaha mengkonfirmasi keluhan warga tersebut kepada Kepala Imigrasi Jambi. Hasan, salah satu petugas keamanan menyebut Kepala Imigrasi belum datang.

“Bapak belum datang mas,”ujarnya ketika diwawancara Jambi Link pukul 11.03 Wib, Jumat 9 Agustus 2019.

Jambi Link kemudian mewawancarai Asma, seorang petugas yang duduk di meja customer servis. Kepadanya, Jambi Link menceritakan keluh-kesah warga dan kerumitan dalam pembuatan paspor.

“Oh ribetnya di bagian mana mas? kan banyak tuh. Apakah dari antrianya, apakah dari berkasnya. Kalau terkait orang bolak-balik itu, mungkin bisa jadi karena proses wawancara nya mas,”jelasnya.

Jambi Link berusaha meminta waktu bertemu petugas pewawancara. Tapi, Asma mengatakan, “Gak bisa mas, kayaknya lagi sibuk,”kilahnya.

Asma mempersilahkan Jambi Link bertemu petugas pengaduan. “Saya panggilkan dulu orangnya mas,”ujarnya.

Lima menit berselang, Asma memberi kabar bahwa petugas pengaduan belum datang. Padahal, jarum jam sudah mendekati waktu jumatan.

“Bagian pengaduan belum datang mas. Silahkan ke ruang lobby sebelah. Tanya satpam mau ketemu Kepala Imigrasi Jambi,”katanya.

Hari itu, Jambi Link benar-benar merasakan di ping pong kesana kemari. Ketika kembali bertemu satpam, ia mengatakan Kepala Imigrasi sedang ada acara diluar.

“Gak tau juga ni mas datang atau tidak,”kilahnya.

Kepala Ombudsman Perwakilan Jambi Dr Jafar Ahmad sudah menyarankan Romi dan Yuli membuat aduan secara resmi ke Ombudsman. Menurut Dr Jafar—begitu dia disapa—pengantin baru itu sudah datang ke Ombudsman pada Jumat pekan lalu.

Ia menyarankan warga yang mengalami hambatan serupa agar segera membuat laporan secara resmi. Ombudsman akan menjaga kerahasiaan pelapor. Jadi, tak perlu khawatir.

Asisten Ombudsman Abdul Rohim mengatakan pihaknya sudah memberikan formulir aduan kepada Romi dan Yuli.

“Kami masih menunggu laporan resmi. Agar kita bisa usut dan memanggil pihak-pihak terkait,”ujarnya.

Romi dan Yuli mungkin sudah berbulan madu ke Luar Negeri. Kedatangannya ke Ombudsman sepekan lalu boleh jadi karena luapan kekesalan. Ia ingin agar Ombudsman menjewer aparat imigrasi. Agar kejadian serupa tak terulang lagi.(*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button