JambiPolitik

Sang Ratu Diusulkan PAN Duduki Jabatan Wagub Jambi

Ratu Munawaroh
Ratu Munawaroh

Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Ratu Munawaroh diusulkan Partai Amanat Nasional (PAN) mengisi kekosongan jabatan Wakil Gubernur Jambi. Trah Nurdin Hamzah bangkit lagi.

Sejak dibentuk menjelang Pileg 2019 lalu, tim penjaringan PAN Jambi untuk Calon Wakil Gubernur langsung tancap gas. Sejumlah kader terbaik PAN ikut mendaftar.

Mereka adalah Mantan Anggota DPRD Provinsi Jambi Madian Saswadi, Wakil Bupati Muaro Jambi Bambang Bayu Suseno (BBS), Mantan Bupati Merangin Nalim dan seorang pengusaha muda Jefri Hamas Hutagalung. Saat itu nama Ratu Munawaroh belum muncul.

Dilansir jambilink.com media partner kerincitime.co.id Istri mendiang Zulkifli Nurdin itu ramai dibincangkan pasca pertemuan rahasia dengan Bakri. Benar saja, nama Ratu Munawaroh terdaftar di tim penjaringan setelah diusulkan langsung Ketua DPW PAN itu.

Lima tokoh inilah kandidat kuat Wagub yang dijagokan PAN.

Menurut Khusaini, Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi, lima nama itu punya keinginan menjadi Cawagub. Mereka datang mendaftar. Ada yang datang sendiri ada pula yang melalui utusan.

“Kita bentuk tim, mereka daftar. Semuanya kader PAN,”ujar Khusaini dikonfirmasi lewat telepon genggam, Rabu 15 Mei 2019.

Mengenai kemunculan nama Ratu Munawaroh, Khusaini mengatakan dia memang berniat untuk daftar. Bukan tiba-tiba saja muncul.

“Lewat ketua DPW. Lalu Ketua DPW menyampaikan langsung kepada tim,”katanya.

Khusaini menyebut lima nama itu belumlah final. Sebab, mereka harus berkomunikasi dulu dengan partai koalisi, seperti PKB dan NasDem.

Nanti, lima nama itu digoreng lagi oleh partai koalisi. Boleh jadi PKB atau NasDem punya jagoan sendiri. Karena itu, koalisi perlu berembug.

“Lima nama itu jelas dari PAN. Sementara kita belum ketemu lagi dengan koalisi,”katanya.

Nah, selanjutnya tugas Fachrori mengusulkan dua nama ke DPRD Provinsi Jambi. Disinilah peran Fachrori dan DPRD sangat menentukan.

Fachrori tentulah mengusulkan nama yang ia sukai. Begitupula dengan DPRD, boleh jadi nantinya dihadapkan pada satu atau dua pilihan saja.

Fachrori sempat membocorkan identitas Cawagub pilihannya itu. Tapi ia tak menyebut langsung nama Ratu Munawaroh.

“Saya sudah kantongi satu nama. Dari partai PAN ,”ujarnya kepada sejumlah wartawan usai iftor bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jambi di rumah dinas Gubernur, Senin 13 Mei 2019 kemarin.

Baca juga:  Rizal Djalil Nyatakan Dukung Monadi - Murison

Belum lama ini Ratu Munawaroh dan Rahimah Fachrori sempat menggelar pertemuan di Kantor Dekranasda Provinsi Jambi, kawasan Thehok, Jambi. Keduanya tampak akrab. Tapi pertemuan itu diklaim tak membicarakan soal politik.

Salah satu kandidat Cawagub PAN, Madian Saswadi menegaskan keseriusannya ikut berkompetisi.

“Serius ndo,”singkatnya.

Sebagai kader PAN, ia mengaku siap. Bukan sebatas pelengkap atau peran pembantu.

Madian mengatakan lima nama itu memang belum final. Akan diajukan lagi ke DPP. Lalu dikerucutkan lagi menjadi dua nama saja.

“Nanti di konsultasikan dengan Gubernur. Dimintai pendapatnya. Dua orang terpilih selanjutnya diajukan ke DPRD,”ujarnya.

Madian tak tahu sudah sejauh apa proses penjaringan itu. Yang jelas, Madian mengaku siap mengemban jabatan Wagub. (*)

Polarisasi PAN

Catatan Jambi Link, selama ini PAN Jambi identik dengan nama Zulkifli Nurdin (ZN). Ditangannya PAN Jambi berjaya.

ZN adalah tokoh PAN pertama tahun 1999 yang berhasil menjadi anggota DPR RI dari Dapil Jambi. Dewan dengan Nomor Anggota A.227 itu rupanya cuma enam bulan menjabat.

Ia lalu diganti Rizal Djalil, kini anggota BPK RI. ZN mengundurkan diri karena terpilih menjadi Gubernur Jambi.

Istrinya, Ratu Munawaroh mengikuti jejak suaminya. Ratu bahkan mencetak sejarah sebagai anggota DPR RI peraih suara terbanyak.

Data KPU menunjukkan Ratu unggul telak dari anggota DPR RI lain pada Pemilu tahun 2009. Ratu mengantongi 157.651 suara. Sedangkan suara paling kecil adalah Bakri (PAN).

Effect Ratu, PAN sukses memboyong dua kursi senayan. Bakri diuntungkan karena kebagian limpahan suara Ratu. Padahal, saat itu Bakri hanya berhasil mengumpulkan 18.954 suara.

Hingga kini, Bakri berhasil mempertahankan kekuasaannya di senayan.

Dimasa ZN, PAN benar-benar cemerlang.

Tapi, PAN sempat bergejolak dibawah kepemimpinan Hazrin Nurdin, adik kandung ZN.

Kegaduhan pecah ketika ZN hendak mengorbitkan anak kandungnya, Zumi Zola menjadi Gubernur Jambi. Disaat yang sama PAN masih dikuasai Hazrin Nurdin.

Ketika itu, Hazrin diisukan bakal menjadi calon wakil Gubernur berpasangan dengan HBA. Membaca gelagat ini, ZN lantas bermanuver.

Ia ingin memastikan PAN satu-satunya sebagai partai pengusung Zola. Karena itu, ia berusaha menyingkirkan Hazrin dari kursi ketua DPW PAN Provinsi Jambi.

Zola akhirnya menjadi Ketua DPW PAN Provinsi Jambi dalam sebuah Musda secara aklamasi. Musda itu sendiri tidak dihadiri oleh Hazrin Nurdin, paman kandungnya.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

Sejak saat itu, polarisasi ditubuh PAN makin kental. PAN terbelah diantara dua patron; ZN atau Hazrin.

Di era Bakri, puing-puing polarisasi sisa pertempuran dua patron itu masih bercokol. Dari lima nama Cawagub yang di munculkan PAN, terlihat jejak tokoh yang merupakan loyalis ZN atau HN.

Ratu misalnya, sudah jelas berasal dari kelompok ZN. Berbeda dengan BBS dan Madian Saswadi. Keduanya cenderung dekat dengan Hazrin Nurdin.

Sementara Nalim dan Jefri Hamas Hutagalung merupakan tokoh baru dan tengah di tubuh PAN.

Akankah Ratu berhasil menempati kursi Wagub itu? Ataukah BBS dan Madian? Atau Nalim dan Jefri Hamas?

“Insyallah dalam tiga bulan ini sudah ada orangnya,”kata Gubernur Jambi Fachrori Umar.

Loyalis ZN, Jefri Hendrik menyatakan Ratu Munwaroh benar-benar serius menjadi calon Wakil Gubernur.

“Beliau serius dan mau,”kata Jefri Hendrik disela-sela iftor di rumah dinas Wakil Walikota Jambi, Selasa 14 Mei 2019, kemarin.

Ia mengatakan Ratu siap mengikuti mekanisme di DPRD dan internal PAN. (*)

 

Ratu dan Kebangkitan Trah Nurdin

Ratu Munawaroh termasuk pewaris trah Nurdin. Ia istri Zulkifli Nurdin, sulung pasangan Nurdin Hamzah-Nurhasanah, saudagar kaya raya nan dermawan itu.

Nurdin Hamzah adalah konglomerat yang menguasai jaringan bisnis sembako terbesar di Jambi. Sejak dulu ia dikenal pengusaha dermawan.

Setiap tahun, miliaran rupiah ia keluarkan buat zakat. Ia mendirikan sebuah masjid megah di pusat Kota Jambi dengan biaya sendiri.

Nama masjidnya Nurdin Hasanah, merupakan perpaduan nama Nurdin Hamzah dan Nur Hasanah.

ZN tercatat pernah menjabat gubernur Jambi (2000 – 2010), menguasai PAN sejak awal Era Reformasi, membangun jaringan bisnis yang kuat, baik dengan penguasa lokal pribumi maupun non pribumi, memupuk persahabatan jaringan organisasi mahasiswa, wartawan maupun lembaga swadaya masyarakat.

Sejak kasus korupsi menjerat Zumi Zola 2017 lalu, nasib keluarga dan trah nurdin benar-benar terpuruk. Nama baik keluarga hancur berantakan.

Pengamat Politik, Dr Jafar Ahmad menilai, penerus trah Nurdin memang tak punya pilihan selain harus terjun lagi ke politik.

Menurutnya, boleh jadi langkah Ratu terjun ke Politik demi mengembalikan nama baik keluarga Nurdin Hamzah.

Baca juga:  Monadi-Murison Raih Dukungan Tokoh Besar

“Supaya memori orang terhadap keluarga Nurdin tidak berhenti sampai di kasus Zola,”ujarnya.

Kalaulah mereka memilih berhenti pada kasus Zola, maka dampaknya tentulah tidak baik. Membuat trah Nurdin dinilai cacat pada sebagian sisi. Tentu saja ini jadi problem besar untuk masa depan keluarga mereka.

“Berdampak buruk bagi anak cucu mereka kelak. Terutama jika ada keturunan mereka yang ingin terjun ke dunia politik. Sebab mereka sudah dicatat dalam sejarah, trah Nurdin berhenti berpolitik ketika Zumi Zola tersandung kasus di KPK,”katanya.

Karena itu, doktor ilmu politik jebolan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, semua penerus trah Nurdin Hamzah harus berjuang keras. Perlulah bergotong royong menyelamatkan nama baik nenek moyang mereka.

Menurut Jafar, publik tak terlalu peduli dengan konflik internal. Misalnya Zola tidak akur dengan Sum Indera atau pamannya Hazrin Nurdin. Yang dipedulikan orang, kata Jafar, adalah trah Nurdin adalah orang kaya dan terpandang. Selama ini sudah berpuluh-puluh tahun memberi santunan.

“Bagi keluarga Nurdin sendiri tidak ada pilihan. Mesti kembali ke panggung untuk membuktikan bahwa mereka tetap bisa eksis di politik sambil menunjukkan pola permainan santun bagaimana seharusnya keluarga kaya seperti mereka berpolitik,”jelasnya.

Comeback ke politik, lanjut Jafar, bukan untuk memenangkan kontestasi. Tapi untuk menunjukkan bahwa trah Nurdin adalah keluarga kaya seperti tergambar selama ini; dermawan, suka menolong, tidak berupaya untuk mengambil uang rakyat seperti kasus yang membelit Zola di KPK.

“Semua keluarga Nurdin harus bahu membahu membangun kembali citra ini. Sekali lagi, bukan dalam rangka membersihkan nama baik Zola, tapi nama baik keluarga secara keseluruhan,”katanya.

Penyelamatan citra bagi keluarga Nurdin, adalah sebuah keharusan. Karena itu, Jafar menilai turunnya Ratu Munawaroh harus dibaca dalam kerangka itu.

Sejak awal, nama Ratu digadang oleh sejumlah loyalis dan jejaring ZN di birokrasi. Namun, Ratu ogah terlibat politik. Alasannya, internal keluarga masih traumatik terhadap kasus Zola.

Kini, Ratu akan tampil mengembalikan puing-puing kekuatan yang telah terserak. Karena Zulkifli yang memulai panggung politik di keluarga ini, maka Ratu Munawaroh, sebagai istri, boleh jadi ingin tampil berperan mengembalikan citra keluarga ini.

Muluskah jalan Ratu?(*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button