Berita bangko, Kerincitime.co.id – Perang urat saraf saat ini dirasakan oleh staf dan pegawai Puskesmas Meranti, lembaga pelayanan public yang menangani kesehatan di masyarakat yang berada di Desa Meranti Kecamatan Renah Pamenang, saat ini kondisi birokrasinya kurang sehat. Perang urat saraf saat ini terjadi diantara beberapa petinggi Puskesmas Meranti.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa memanasnya situasi birokrasi tersebut terjadi sekitar bulan Maret 2014 yang lalu, saat itu terjadi pergantian Kepala Puskesmas Meranti dari dr. Iin ke Sularmin. Dr Iin dimutasikan ke Puskesmas Pamenang dan menjadi dokter di puskesmas Pamenang, sementara Sularmin dari staf Puskesmas Meranti menjadi Kepala Puskesmas Meranti.
Permasalahan saat itu mulai memanas disaat dr. Iin enggan meninggalkan rumah dinas Kepala Puskesmas dan juga tidak bertugas menjadi dokter di puskesmas Pamenang. Bahkan dr. Iin juga tetap menempati rumah dinas Kepala Puskesmas Meranti.
Singkat cerita, pada bulan November kemarin Kepala Puskesmas Meranti Sularmin digantikan oleh dr. Rendra Ferdiyan dan sekilagus menjabat sebagai dokter umum yang bertugas di Puskesmas Meranti, sementara Sularmin kembali menjadi staf di Puskesmas Meranti, dan yang anehnya dr. Iin yang tidak pernah berdinas di Puskesmas Pamenang kembali dimutasikan ke puskesmas Meranti dan tetap menempati rumah dinas Kepala Puskesmas, bahkan bukan itu saja efek perang urat saraf ini dua tenaga media di puskesmas tersebut juga terkena imbasnya hingga mutasi di Puskesmas Pamenang dan Puskesmas Pamenang Barat pada mereka adalah suami istri.
Menurut salah satu staf Puskesmas Meranti yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa permasalahan ini seperti permasalahan pribadi namun imbasnya kepada seluruh elemen Puskesmas.
“Ya kalau permasalahan ini menurut saya dimulai dari permasalahan pribadi, namun efeknya kepada institusi. Kita inikan pelayan public, namun kalau petinggi dan stafnya bermusuhan secara otomatis efeknya kepada masyarakat. Puskesmas Meranti ini sudah memiliki rawat inap yang tenaga medisnya perlu ditambah, ini malah dikurangi”terang wanita paruh baya ini.
Lebih lanjut dia mengatakan bila dirinya bersama staf yang lainnya sebenarnya tidak mengharapkan hal ini terjadi.
“Kami berharap dinas Kesehatan dan juga instansi terkait kira dapat menyelesaikan masalah di Puskesmas Meranti, sebab bila dibiarkan bisa dipastikan pelayanan terhadap masyarakat tidak akan maksimal”terangnya lagi.
Ditempat terpisah dr. Rendra Ferdiyan Kepala Puskesmas Meranti saat dikonfirmasi terkait permasalahan ini hanya bisa tersenyum saja.
“Silahkan lihat keadaannya langsung saja, yang jelas saat ini saya sudah satu bulan menjabat jadi Kepala Puskesmas Meranti namun belum memiliki rumah dinas sehingga terpaksa saya harus bolak balik Meranti – Bangko, bagaimana saya bisa memberikan pelayanan public yang maksimal jika saya tidak menetap di Meranti, saya harap Dinas Kesehatan juga mendengarkan keluhan saya ini”singkat Rendra saat ditemui usai memimpin apel gabungan di Kantor Camat Renah Pamenang kemarin.(abi)
KASIHAN..SEBENAR APAPUN BAWAHAN DAN SESALAH APAPUN ATASAN YANG MENANG TETAP ATASAN ATAUPUN PENGUASA….SERBA SUSAH..