Peninggalan Siyak Lengih di Kota Sungai Penuh
Peninggalan Siyak Lengih di Kota Sungai Penuh
oleh : Budhi Vrihaspathi Jauhari
Data sejarah yang tertera dalam Tambo dan peninggalan Pusaka Datuk Singarapi putih dua buah perut Sungai Penuh dan masih dirawat di rumah besar ( Umouh Gdeang) menunjukkan bahwa berbagai pusaka pedandan menyimpan sedikitnya ada tujuh belas (17) benda pusaka, ke tujuh belas benda pusaka itu adalah:
Satu buah Peti Pusaka atau dikenal dengan”Peti bergiwang” yang bernama”Pandan Emas Lubuk Lembago” penuh dengan ukiran Giwang Asli yang dibawa oleh Perpatih nan Sebatang” yang dikenal Dengan nama “Siyak Lengih” dari Pariyangan Padang Panjang yang berisi: 1.Surat Al Qur’an. 2. Keris Manila Menikam Batu Bercerpu Emas yang saat ini disimpan di dalam pusaka Datuk Cayo Depati Uban Dusun Baru, Beliau adalah salah seorang cucu Siyak Lengih, Datuk Cayo Depati Uban adalah Putra Jansi anak Siyak Langih. 3.Keris Panduk Anggo Lumping di simpan oleh Ngabi teh Setio Bawo Keris Singo Lunggoh tetap dipegang Datuk Singarapi Putih dan masih tersimpan di dalam Peti Giwang dan dirawat di rumah Gedang. 4.Tanduk belang yang bertulis dengan emas serta bertangkai dengan Sego Jantan dan disimpan oleh Depati Sandang Gung di Sanggaran Agung.5.1 (Satu) buah Tanduk Kerbau Tambo didih yang pertama > Tanduk ini adalah bagian dari bagian tanduk yang disimpan oleh Bujang Piliang (Bujang Peniyang = Bujang Penyayang), Tanduk yang sebelah kanan di simpan oleh Datuk Singarapi Putih dan tanduk yang sebelah kiri disimpan oleh saudara kita Bujang Peniang Putih di Koto Bento, tulisan yang tertulis menggunakan aksara incung tersebut menceritakan sejarah kedatangan nenek Siyak Lengih mulai dari Periyangan Padang Panjang sampai ke Koto Limau Manis. 6.1(Satu) buah Tanduk Kerbau Tambo Didih yang kedua> Tanduk ini adalah bagian dari tanduk yang disimpan Singarapi Gagap Dusun Baru, Tanduk yang sebelah kanan di simpan oleh datuk Singarapi putih dan bagian Tanduk yang sebelah kiri di simpan oleh Datuk Singarapi Gagap Dusun Baru. Tulisan yang terdapat pada tanduk ini menceritakan sejarah perjalanan Siak Lengih dari Koto Limau manis sampai ke Sungai Kunyit Koto Pandang. 7. 1(Satu) buah Tanduk Kerbau Sitinjau laut > Tanduk Kerbau ini adalah Tanduk Kerbau yang dipotong tengah dua di Bukit Sitinjau laut, Tanduk Kerbau yang sebelah kanan di simpan Datuk Singarapi Putih dan Tanduk yang sebelah kiri berada di Hiang Tinggi, yakni tempat tinggal Putri Siak Lengih yang bernama “Nakuning”. Inilah yang merupakan pembagian Tanah Segembung Kuak Duo, bagian hilir dipegang oleh Depati Atur Bumi dan bagian Mudik dipegang oleh Datuk Singarapi Putih dengan Cayo Depati Rawang,Bak Badan Dengan Nyawo.. 8.1(Satu) buah Tanduk Kambing Hirang > Tanduk ini adalah Tanduk Kambing Hirang Kinantan, Tanduk Kambing ini adalah tanduk Kambing yang ikut di potong di Bukit Sitinjau Laut, tanduk kambing hirang yang sebelah kanan disimpan oleh Datuk Singarapi Putih dan yang sebelah kiri disimpan oleh Depati Atur Bumi di Hiang Tinggi, ini merupakan bukti autentik adanya persumpahan di Bukit Sitinjau Laut.
Diantara bukti bukti peninggalan sejarah perkembangan Islam peninggalan Siyak Lengih yang bernilai agung adalah Al Qur’an dan satu lembar surat qutbah -Siyak Lengih. Al-Qur’an yang dikenal dengan nama “Merdu Bulan” merupakan Kitab Suci Al-Qur’an milik Siyak Lengih yang ditulis tangan oleh Siyak Lengih, dan pada persumpahan di Bukit Sitinjau Laut, Al Qur’an ini di pergunakan untuk persumpahan
Sedangkan Surat Qutbah merupakan peninggalan Siyak Lengih menggunakan bahasa Arab, Surat Qutbah ini merupakan pertanda bahwa Siyak Lengih merupakan Raja Syara’ alam Kerinci. Selain itu juga terdapat satu buah timbangan peninggalan Siyak Lengih, dan timbangan ini merupakan “simbol keadilan”.
Mengutip salinan kutipan Depati. Muchtar Hatim, Depati Adam, Depati. Ilyas Dayah, M. Koto dan Hudmi, BA ( Pusaka Datuk Singarapi Putih dua buah perut Dusun Sungai Penuh, 23 Agustus 1972) poin 12-13-17, menyebutkan fakta dan bukti mengungkapkan bahwa Siyak Lengih juga meninggalkan / mewarisi satu buah Tebat Gedang dan Padang Amar yang terletak di Sungai Kunyit Koto Pandang kepada Datuk Singarapi Putih (Pandang Jauh boleh dilayang, pandang dekat bolek di tukik ), berdasarkan segel yang ditulis tanggal 30 Juli 1904 pada intinya menerangkan bahwa tanah di padang amar adalah milik Luhah Datuk Singarapi Putih yang di wariskan oleh Siyak Lengih, surat tersebut ditandatangani oleh Depati Nan Bertujuh, dan di dalam pusaka pedandan Datuk Singarapi Putih terdapat 1 ( Satu ) helai Tikar Rotan yang bernama” Tiko Lantet Siago Lantea” terbuat dari rotan dan diyakini sebagai milik Siyak Lengih.
Dari Sembilan orang anak Siyak Lengih, (Budayawan M.Senin Ilyas- alm (tulisan – artikel asal usul Mendapo Lima Dusun: Mei:1973) dan wawancara Depati Marlis Mukhtar (Sungai Penuh 29/8:2013) dua orang putranya bermukim di Koto Pandang dan menurunkan keturunan yang dikenal dengan mewarisi Depati orang Bertujuh, Ngabi Teh Sentiobawo, Pemangku Nan Berdua, Pementi Nan 10 dan Lurah yang 12 Sungai Penuh. Para Depati Orang Bertujuh ialah: 1.Depati Santiudo Piagam yang sepucuk,.2.Depati Payung, 3.Depati Sungai Penuh, 4. Depati Pahlawan Negaro.5 Depati Simpang Negeri, 6 Depati Alam Negeri.7. Depati Nyato Negaro-Ngabi Teh Sentio Bawo.
Permenti yang sepuluh ialah,1.Datuk Singarapi Putih,2.Rio Jayo.3. Rio Mendiho,4 Rio Sangaho,5 Rio Pati,Rio Mandaro,6.Rio Temenggung,7.Rio Mangku Bumi,8.Datuk Cayo Cipati Kodrat,9 Datuk Cayo Cipati Uban,10.Datuk Singarapi Gagap, sedangkan pemanku nan baduo ialah Mangko Rajo dan Pemangku Depati.
Antara satu Depati dengan Depati yang lain tidaklah kuasa mengkuasai, (Depati.M.Senin Ilyas-
Mendapo Lima Dusun juga disebut dengan “Mendapo Syarak” hal ini dilatar belakangi karena kedatangan Siyak Lengih ke alam Kerinci membawa Al-Qur’an yang saat ini masih tersimpan di Luhah Datuk Singarapi Putih, Beliaulah yang mensyi’arkan agama Islam, Dakwah yang beliau lakukan dilanjutkan oleh keturunan keturunan beliau, dan pada zaman beliau pula mereformasi adat/ menyempurnakan adat dengan mengembangkan Adat Bersendikan Syarak’.(Budhi Vrihaspathi Jauhari)
diatas adalah cerita ngeyel, cerita buatan orang tigo dusun sungai penuh yang ingin menyatakan bahwa DATUK = DEPATI. Ngabie = pegawai jenang pegawai rajo, masa iya pusaka disimpan sama pegawai. logikanya gak nyambung