7 Hal yang Bikin Motor Matik Cepat Rusak
Kerincitime.co.id, Berita Otomotif – Motor Matik menyajikan kemudahan serta kepraktisan dalam berkendara. Pengemudi hanya cukup mengontrol gas dan rem dalam mengoperasikannya.
Namun, mengendarai motor matik tak bisa sembarangan, hal ini penting agar motor tak berusia pendek alias cepat rusak.
Tanpa disadari kesalahan tersebut menjadi kebiasan yang kerap dijumpai sehari-hari. Penasaran apa saja kesalahan yang dimaksud? Yuk simak penjelasan berikut ini:
1.Langsung menghidupkan mesin motor matik
Motor matik lansiran tahun muda umumnya sudah dibekali dengan teknologi injeksi dan ECU. Kesalahan pertama adalah langsung menyalakan mesin ketika kunci kontak ke posisi on.
Padahal seharusnya menunggu sampai indikator MIL hilang. Ini bertujuan agar Anda bisa mengetahui apakah ada kerusakan pada motor.
“Sebaiknya ditunggu dulu sampai lampu indikator itu mati. Dan kemudian pastikan tidak ada lampu indikator yang menyala,” kata Senior Technical Advisor YIMM, Slamet Kasianom kepada kumparan.
2. Tuas rem ditekan sambil berjalan
Perilaku yang satu ini paling sering dilakukan. Ya, ketika sepeda motor melaju posisi jari masih menekan tuas rem.
Selain lampu rem cepat putus, komponen kampas rem juga akan cepat aus sebelum waktunya.
3. Menahan gas saat macet
Masih berkaitan dengan hal tadi, ada juga pengendara yang menahan tuas gas ketika kondisi macet. Mereka membuka gas sedikit namun laju motor ditahan tuas rem.
Kebiasan salah ini bisa membuat komponen kampas kopling cepat mengalami aus. Jika sudah begini, perkiraan servisnya bisa menyentuh Rp 500 ribu.
4. Abai ganti oli CVT
Pemilik motor matik cenderung fokus hanya mengganti oli mesin saja. Padahal kualitas oli transmisi punya peran penting untuk menjaga komponen dalam CVT.
Slamet menyarankan untuk melakukan penggantian oli CVT tiap 8 ribu km sekali. Namun, ketika motor digunakan menerjang banjir harus segera diganti.
5. Putar gas dalam-dalam di awal
Hal ini sering ditemukan ketika pengendara berhenti di lampu lalu lintas. Saat lampu berpindah ke hijau, pengendara matik langsung tancap gas dalam-dalam.
Kebiasaan ini bisa memicu kerusakan pada komponen v-belt, roller, dan pastinya konsumsi BBM akan boros.
6. Mematikan mesin dengan standar samping
Fitur side stand switch adalah fitur keamanan untuk mencegah motor menyala ketika standar samping masih turun. Tapi kehadiran fitur ini justru digunakan untuk mematikan mesin motor.
Ketika standar samping ditegakan, mesin memang akan mati, tetapi instrumen lain seperti lampu depan belakang, speedometer tidak langsung mati. Nah, instrumen tadi butuh daya pada komponen aki.
Efeknya tidak langsung, namun jika sering dilakukan dipastikan umur dari aki tak akan bertahan lama.
7. Malas bersihkan komponen CVT
Terakhir adalah kebiasaan malas membersihkan atau mengecek komponen dalam CVT. Seperti yang diketahui, motor matik digerakan oleh v-belt dan pulley.
Menjaga performa CVT perlu dilakukan agar gejala gredek saat akselerasi awal tak terjadi. Selain itu komponen kampas kopling juga akan tetap baik, nah jika bermasalah akan menimbulkan bunyi bising seperti decitan atau gesekan besi. (Irw)
Sumber: Kumparan.com
One Comment