Ant Group China Meluncurkan Zan: Sub-Brand untuk Solusi Web3
Ant Group, raksasa teknologi China, baru saja meluncurkan sub-brand bernama Zan, yang akan membantu pengembang blockchain menciptakan solusi untuk Web3. Meskipun China telah mempertahankan sikap anti-kripto yang ketat selama dua tahun terakhir, beberapa raksasa teknologi di sana telah mengambil langkah bertahap untuk mengeksplorasi kasus penggunaan blockchain, yang juga merupakan teknologi mendasar yang mendukung kripto.
Zan dilengkapi dengan rangkaian produk dan layanan pengembangan aplikasi blockchain untuk membantu pengembang Web3.
Salah satu solusi pertama yang dibawa oleh brand ini adalah solusi untuk membantu perusahaan Web3, yang mengelola atau menerbitkan aset dunia nyata (real-world assets/RWAs), mematuhi persyaratan regulasi lokal.
Suite produknya juga dilengkapi dengan sistem dan alat seputar elektronik Know Your Customer (KYC), Anti-Money Laundering, serta pemeriksaan Know Your Transaction yang dapat digunakan oleh pengembang untuk proyek-proyek mereka.
Kerangka Pelaporan Aset Kripto Dibahas Selama KTT G20
Hui Zhang, individu yang riwayat pekerjaannya atau rincian asosiasinya dengan Ant Group tidak jelas, telah ditunjuk sebagai CEO Zan.
“Zan berkomitmen untuk berinvestasi dalam riset dan pengembangan teknologi dan produk Web3, menyediakan layanan teknis yang lebih luas dan andal untuk mendukung komunitas, dan bekerja sama dengan mitra kami untuk mempercepat pengembangan dan inovasi Web3. Web3 adalah sektor teknologi yang membawa peluang baru,” kata Zhang.
Meskipun platform ini baru diumumkan secara publik hari ini, sudah berjalan untuk waktu yang cukup lama. Pada awal 2023, Zan sudah melakukan uji coba layanannya. Selama Festival Web3 Hong Kong pada bulan April, Zan diadopsi untuk penawarannya oleh HashKey DID, agregator data identitas terdesentralisasi Web3.
Ark Invest Cathie Wood Mengajukan ETF Ether Spot Pertama di AS
Diluncurkan sebagai entitas independen, Zan diharapkan akan membantu perusahaan induk China untuk langsung menuju tahap IPO.
Pada tahun 2020, Ant Group kehilangan peluang besar untuk membuka penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) senilai $30 miliar (sekitar Rp. 2,50 triliun) di Hong Kong dan Shanghai. Saat itu, perusahaan berharap dapat mencapai valuasi $226 miliar (sekitar Rp. 18,76 triliun), namun IPO tersebut diblokir oleh otoritas China.