Bupati Syahirsah Lapor Polisi, Terkait Ada Oknum Kades Diduga Buat Keterangan Palsu
Kerincitime.co.id, Berita Batanghari – Cukup mempunyai nyali yang tinggi sehingga salah seorang oknum Kades yang ada di Kabupaten Batanghari berani melanggar hukum.
Pasalnya oknum Kades Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batangari, Jambi diduga memberikan keterangan palsu, kalau ilegal driling di Desa Pompa tersebut dijadikan tambangan rakyat dengan menyatakan, telah mengirim surat kepada Bupati Batanghari Ir H Syahirsah SY.
Hal ini berdasarkan pemberitaan di di koran Kompas dengan dua Artikel yang menuliskan keterangan dari kepala desa Pompa air kecamatan Bajubang,”Kepala Desa Pompa Air mengatakan telah mengirimkan surat kepada Bupati Batanghari tentang ilegal drailing di jadikan tambang rakyat, tetapi tidak ada tanggapan dari Bupati Batanghari. Itu sangat tidak benar.” Ungkap Syahirsah menegaskan, Jum’at (29/3) kepada awak media.
Syahirsah juga menjelaskan, hingga sampai saat dirinya tidak ada atau tidak pernah menerima surat dari Kades Pompa Air tersebut. ” Saya tidak ada menerima surat seperti yang dibuat di koran Kompas.” ujar Bupati dilansir nuansajambi.com media partner kerincitime.co.id.
Terkait dirinya yang dibawa-bawa, Bupati Syahirsah telah melaporkan media Kompas kepolres Batanghari tentang pemberitaan yang diterbitkan Pada tanggal 27 maret 2019 dengan judul “Transaksi Minyak Ilegal Capai Miliaran Rupiah. Dan pada tanggal 29 maret 2019 hasil tambang ilegal di Pasok ke SPBU, dalam dua artikel menurut kepala desa Pompa air, adanya kalimat Kades telah mengajukan izin kepada Bupati tentang tambang rakyat dan tidak adanya wartawan Kompas konfirmasi
“Sampai saat ini surat dari Kepala Desa Pompa air tidak ada masuk ke saya, keterangan dari kepala desa tersebut itu tidak benar (BOHONG) dan wartawan Kompas tidak ada konfirmasi saat menaikan berita pada Dua artikel tersebut. Dan masalah ini sudah saya laporkan ke Polres Batanghari.” Pungkasnya.
Bupati juga menyampaikan pesan ke pada Kompas yang memuat berita tersebut agar segera minta maaf kepada dirinya yang dimuat di halaman depan.
Sementara hingga berita ini di tayangkan, pihak wartawan Kompas dan Kades Pompa Air belum bisa dihubungi. (*)