Dukcapil Kota Jambi Kekurangan 3000 Blangko e-KTP
Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Sampai saat ini belum ada kejelasan dari pemerintah pusat terkait ketersediaan blangko KTP Elektronik di Kota Jambi.
Menanggapi hal ini, Kadis Dukcapil Kota Jambi, Mulyadi Yatub mengatakan kondisi saat ini blangko e-KTP sangat terbatas. Beberapa hari yang lalu pihaknya mendapat bantuan blangko dari Pemerintah Provinsi sebanyak 500 keping.
Pihak Dukcapil terpaksa harus memilah pencetakan blangko e-KTP hanya untuk data print ready atau yang baru pertama mendapatkan e-KTP.
Sementara untuk pelayanan mengubah element data pada e-KTP pihak Dukcapil hanya memberikan surat keterangan dengan tanda tangan basah.
“Sampai saat ini kita belum mendapat kejelasan ketersediaan blangko di pusat. Blangko saat ini hanya untuk perekam baru yang belum pernah punya e-KTP. Untuk penggantian, perubahan status, rusak, hilang. Itu diterbitkan dengan surat keterangan (suket),” tambahnya.
Mulyadi menyebutkan, blangko yang tersedia di Dukcapil Kota Jambi saat ini hanya sekitar 300-an. Sementara data print ready ada lebih kurang 3 ribuan. “Kapan pulihnya ketersedian blangko ini kita belum mendapat kepastian,” kata Mulyadi, dilansir Brito.id media partner Kerincitime.co.id.
Secara umum Mulyadi mengatakan kondisi ini sangat berdampak langsung pada masyarakat, karena masyarakat terpaksa harus menggunakan suket. “Suketnya tetap dikeluarkan Dukcapil, rujukannya surat dari Dirjen Dukcapil yang dikeluarkan 26 Agustus lalu,” ujarnya.
Mulyadi mengungkapkan, meski jumlah blangko terbatas, untuk perekaman data terus dilakukan. Terutama bagi warga yang baru menginjak 17 tahun. Namun datanya belum bisa dicetak, melainkan diganti dengan Suket. Sebab, banyak juga masyarakat yang belum melakukan perekaman sama sekali dan butuh E-KTP.
“Kalau yang belum pernah merekam, dan datang untuk rekam E-KTP ini kita dulukan. Kalau yang sifatnya perbaikan data dan lainnya bisa kita ganti dengan Suket,” katanya. Kata dia, sehari rata-rata 50 an suket yang dikeluarkan, bahkan kadang lebih.
“Kita sebenarnya tidak mau juga mengeluarkan suket, tapi kondisi yang memaksa. Idealnya memang harus pakai blangko,” pungkasnya. (Irw)