Jambi

Gajah Bernama Yanti di Taman Rimbo Jambi Mati

Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Seekor gajah yang berusia 38 tahun di Taman Rimbo Jambi mati mendadak beberapa hari lalu. Kematian satwa dilindungi ini pun langsung diselidiki Balai Konservasi Daya Alam (BKSDA) Jambi bersama UPTD Taman Satwa Taman Rimbo Jambi, dilansir Brito.id media partner Kerincitime.co.id.

Dalam konferensi persnya Jumat kemarin (9/10/2020) lalu, Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh menyebutkan kematian gajah ini diduga akibat tetanus.

“Dugaan sementara satwa gajah mati disebabkan oleh tetanus. Namun untuk mengetahui penyebab kematian maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bagian– bagian organ jantung, hati, ginjal, isi lambung, paru dikirim ke Balai Besar Veteriner Baso, Bukit Tinggi,” kata Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh yang didampingi drh. Wisnu Wardana selaku dokter spesialis khusus yang menangani gajah.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

Gajah yang diberi nama Yanti ini meninggal pada 8 Oktober. Kata Rahmad berdasarkan hasil Nekropsi sementara adanya pendarahan di otot jantung, lalu ada penebalan ventrikel di otot jantung serta adanya pembengkakan pada organ hati.

“Kondisi gajah Yanti dilihat dari body condition score baik dengan nilai 3,2 (range nilai 1–5). Perilaku normal dan kesejahteraan bagus. Tampak sehat tidak gejala sakit atau keluhan apapun. Sampai dengan hari Selasa tanggal 6 Oktober 2020,” ujarnya.

Menurut dokter hewan yang menangani, Drh Wisnu Wardana mengatakan, ini merupakan sakit yang luar biasa. Dijelaskan Wisnu, hasil nekropsi sementara ditemukan adanya pendarahan pada otot jantung, ada penebalan ventrikel di otot jantung, adanya pembengkakan pada organ hati.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

“Dugaan sementara dari tim dokter yang menangani perawatan, gajah betina tersebut mati disebabkan oleh tetanus,” sebut Wisnu

Sebelum mati, Yanti sempat mendapatkan perawatan medis dari tim dokter. Dimana Yanti sempat diinfus, hingga menghabiskan 130 botol infus. Namun pada Kamis siang nyawa Yanti tidak tertolong dan mati.

Sementara itu, bangkai Yanti telah dikubur agar Alfa, gajah jantan pasangan Yanti di Taman Rimba Jambi tidak mengalami stres.

“Penyakit tetanus ini tidak menular, selain itu kandang Yanti sudah di semprot desinfektan,” katanya lagi.

Yanti mati di usia 38 tahun. Dimana pada tahun 1985, Yanti diserahkan oleh Bupati Bungo untuk dirawat di Taman Rimbo Jambi. Yanti merupakan gajah asli dari Kabupaten Tebo dengan bobot 2,8 ton. (Irw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button