HOT NEWSHukumJambiKerinci

Janji Merdu Adirozal –Zainal Kian Meredup

Berita Kerinci, Kerincitime.co.id – Pasangan Adirozal-Zainal Abidin (ADZAN) peraih suara terbanyak dalam Pemilukada Kerinci,   Kamis 23 Januari 2014.  Setelah sebelumnya dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di dua kecamatan, Siulak Mukai dan Sitinjau Laut. Dan mereka mendapat mandat rakyat sebagai Bupati Kerinci dan Wakil Bupati Kerinci untuk memimpin dalam periode 2014-2019.

Kemenangannya itu disambut isak tangis dan rasa haru dari para simpatisannya. Namun, keberhasilannya memenangkan Pemilukada bukanlah akhir dari petualangan politiknya yang penuh liku.

Hingga hari ini Rakyat Kerinci berharap ada perubahan yang signifikan yang dilakukan oleh pemimpin yang lahir dari proses demokrasi itu. Bahkan janji-janji politiknya yang diorasikan selama masa kampanye, yang semuanya terdengar indah dan menjanjikan, Adirozal mampu meraih simpati dan dukungan publik secara signifikan, dengan total suara 47.934.

Baca juga:  Toke Rokok Illegal Diduga Oknum Aparat “BS", APH Tutup Mata, Biaya Pengamaan pun Mengalir

Janji-janji politik Adzan yang terdengar merdu di telinga rakyat, telah memberikan inspirasi dan motivasi bagi rakyat Kerinci untuk berbenah dan segera bangkit dari keterpurukan. Namun kini janji itu tak mulai meredup.

Sepertinya benar janji tersebut hanya sebatas pemanis bibir (lips service) atau janji kosong untuk meraih simpati dan dukungan politik saja. Sebagai pemimpin pilihan rakyat, Adzan (Adirozal-Zainal) merupakan milik golongan tertentu saja. Bukan menjadi milik masyarakat Kerinci secara keseluruhan. Adzan lebih berpihak ke warga Siulak dan Koto Iman.

Sebuah kata bijak dari Abraham Lincoln, ketika ia terpilih menjadi Presiden ke-16 Amerika Serikat dari Partai Republik pada tahun 1860, kiranya masih relevan untuk kita jadikan renungan dan inspirasi saat ini. Abraham Lincoln mengatakan, “My loyalty to my party ends, where my loyalty to my country begins.” (terjemahan bebasnya: kesetiaanku pada negeriku melebihi kesetiaanku kepada partaiku).

Baca juga:  Safari Ramadhan di Bungo, Al Haris dan Mashuri Sholat Tarawih Bersama di Masjid Agung Al-Mubarok

Dalam bahasa sederhana, ketika seseorang telah mendapat amanah untuk menjadi pemimpin, ia harus menghilangkan segala atribut yang dapat menjadi sekat baginya dalam memimpin rakyat banyak yang terdiri dari berbagai lapisan dan kelas sosial, seperti atribut partai, kedaerahan, sukuisme, dan lain sebagainya.

Dan, yang lebih penting saat ini, Adzan ternyata dikuasai tim sukses, ia tersandera oleh tim suksesnya sendiri. Adzan dinilai tidak mampu menjadi milik seluruh rakyat Kerinci secara keseluruhan.

Sebab ia lenih mengutamakan kepentingan golongan tertentu saja. Padahal mereka berkewajiban memperhatikan kepentingan masyarakat Kerinci secara keseluruhan. Dengan kata lain, mereka harus mampu mengatasi segala golongan, segala daerah, dan segala kepentingan. Sampai kapan kita dibiarkan seperti ini?. (ton)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button