Kenduri Swarnabumi Acara Resmi Pemerintah, Oknum Harusnya Berterimakasih!!
Kerincitime.co.id , Sungai Penuh-Miris acara Kenduri Swarnabumi di Pondok yang difasilitasi oleh pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisita, ternodai dengan adanya pernyataan kontroversial oknum. Dalihnya adalah penyebutan oleh pembawa acara bahwa Ketua TPKK Kota Sungaipenuh adalah Pembina acara Lek Neghoi Swarnabumi di Pondok Tinggi.
Menyikapi hal ini, Bobi Arisandi Kadis Budpar Kota Sungaipenuh mengkonfirmasi bahwa, Setiap kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ketua Tim Penggerak PKK adalah pembinanya. Sedangkan untuk teknis dibuat panitia lokal yang sifatnya mengkoordinir setiap kegiatan dan ada SK panitia besar yang ditanda tangani oleh Walikota (gabungan SK Lokal dan Pemkot).
“setiap kegiatan Budpar Ibu Ketua PKK pembinannya. Tidak ada yang salah, elemen pemerintahan juga aktif turun membantu kegiatan ini. Tanpa tanda tangan Walikota kegiatan ini tidak bisa berjalan”, ujar Bobi.
Terkait pernyataan oknum yang mengaku tersinggung dan mengklaim warga juga tersinggung. Desrianto Kudri yang merupakan Tokoh masyarakat Pondok Tinggi membantah pernyataan tersebut. Dia menuding oknum tersebut berlebihan dan terkesan mencari-cari persoalan. Semestinya berterimakasih karena Walikota merekomendasikan Pondok Tinggi sebagai penyelenggara.
“Ini acara sakral yang direkomendasikan pemerintah ke komunitas adat. Ada peran pemerintah di sini. Ketika pemerintah disebut, ngapain harus ribut. Leading sektornya jelas Budpar. Mestinya berterimakasih. Pernyaatan Oknum panitia Lokal tersebut sudah keluar konteks”, ujarnya.
Lebih lanjut, Warga Pondok Tinggi yang namanya tidak mau dipublis mengaku bahwa antusias masyarakat menyambut Walikota Ahmadi Zubir memang di luar kendali dan tidak diduga sebelumnya. Barangkali fakta inilah yang membuat segelintir oknum panas. Sehingga banyak bermunculan narasi yang aroma politisnya terlalu menyengat.
“warga antusias menyambut Pak Ahmadi. Ya karena Pak Ahmadi memiliki banyak sahabat dan loyalis di Pondok Tinggi. Tidak mungkin dibendung. Tapi jangan diartikan keluar konteks”, tutupnya.
(red)