Kerincitime.co.id, Berita Cianjur – Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan sejumlah penyebab guncangan gempa 5,6 magnitudo Cianjur begitu merusak. Gempa ini menyebabkan puluhan ribu hunian rusak dan menelan ratusan korban jiwa.
Penyebab pertama, karena kedalaman pusat gempa yang dangkal. Pada guncangan pertama, kedalamanya hanya 11 kilometer. Sementara guncangan kedua kedalamannya hanya 5 kilometer. Kemudian gempa susulan lainnya yang juga berpusat di kedalaman yang dangkal.
Penyebab selanjutnya karena lokasi pemukiman warga yang berada di kondisi tanah lunak. Hal itu, menurut Dwikorita, mengakibatkan amplifikasi atau penguatan dampak dari gempa.
“Lokasi pemukiman adalah tanah lunak atau tanah lepas, efeknya mengakibatkan amplifikasi, di tanah amplifikasi artinya apabila gelombang gempa merambat pada tanah tersebut akan mengalami penguatan,” kata dia melalui keterangannya dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat (2/12/22) kemaren.
Penyebab selanjutnya gempa begitu merusak karena ada sejumlah bangunan yang berdiri di tepian lembah atau lereng. Faktor topografi berpengaruh terhadap kekuatan gempa, termasuk lebih berpotensi terjadinya longsor.
Terakhir, karena bangunan rumah warga yang tak didesain tahan guncangan gempa. “Akibat struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa,” ucap dia.
“Itu semua yang menjadi faktor penyebab kenapa kerusakannya begitu dahsyat,” lanjut dia.
Di sisi lain, hasil pemantauan BMKG, gempa yang terjadi di Cianjur terus melemah. Bahkan, ada gempa susulan yang sudah berada di angka magnitudo 1 dan tak terasa getarannya oleh warga.
“Kadang-kadang ada yang fluktuatif meningkat, jadi dirasakan tapi tidak mencapai kekuatan 5 ya seperti gempa awalnya. Jadi makin jarang aktivitas gempa susulan, ini terlihat datanya aktivitasnya semakin meluruh atau stabil,” pungkas Dwikorita.
Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/22) lalu. Setelahnya gempa susulan terus terjadi di wilayah tersebut.
Berdasarkan data teranyar yang disampaikan oleh Bupati Cianjur Herman Suherman Jumat (2/12/22) kemaren, gempa ini telah merenggut 331 korban jiwa. 11 orang dilaporkan masih hilang.
593 orang mengalami luka berat, di mana 59 orang di antaranya masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Jumlah pengungsi akibat gempa ini 114.683 orang, yang terdiri dari pengungsi laki-laki sebanyak 54.873 orang dan pengungsi perempuan sebanyak 59.902 orang.
24.107 rumah dilaporkan terdampak gempa, dengan kondisi rumah rusak berat sebanyak 5.631, rumah rusak sedang 7.273 rumah dan rusak ringan sebanyak 11.203.
Sementara, infrastruktur yang rusak antara lain fasilitas pendidikan atau sekolah sebanyak 520, tempat ibadah sebanyak 190, fasilitas kesehatan sebanyak 14, dan gedung kantor sebanyak 17 bangunan. (Irw)
Sumber: Kumparan.com