Pariwisata/Budaya

Perkembangan dan Tekhnis Pembatikan Motif Khas Kota Sungai Penuh

BATIK KERINCI-SUNGAI PENUH
Ketua Dekranasda Kota Sungai Penuh dan pengrajin batik Kota Sungai Penuh

Sungai penuh Sahabat Saya Nurul Fahmy seorang penulis dan journalist di Jambi, mengemukakan bahwa ia  memiliki  satu baju  dengan motif  Batik dari salah satu sentra batik di Propinsi Jambi  Jambi,  meski ia tidak paham betul maksud dan  makna  yang terkandung  pada  motif

tersebut, tetapi  ia merasa bangga mengenakanya, ia berpikir inilah karya anak Jambi  yang patut di apresiasi, baju  tersebut ia beli di sebuah butik  dikawasan Simpang Pulai Jambi. Kawasan tersebut  seolah  olah menjadi sentra batik dari Jambi, berderet deret toko khusus menjual  pakaian  jenis batik dengan motif  ceplak ceplok atau motif pengembangan.

Namun  rasa  bangganya  tidak bertahan lama,k ebanggaanya sirna, ia merasa malu dan  hilang  percaya diri,  ketika ia tahu bahan bahan dan pakaian yang dijual dikawasan itu, bukan batik  buatan  anak Jambi,  Batik disana ternyata dibuat dan didatangkan dari pabrikan di  Jawa,  artinya  pakaian tersebut semuanya  buatan para pekerja dan mesin mesin pabrik di Jawa, bukan  merupakan hasil kreasi tangan tangan para pengrajin lokal.

Saya juga sempat terkecoh, pada kegiatan Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang dipusatkan di objek wisata Danau Kerinci, saya sempat membeli beberapa stel baju batik yang dijual oleh salah satu stand dilokasi stand pameran produk kerajinan  industri  kreatif,  diantara baju batik yang saya beli adalah batik bermotifkan aksara incung berwarna kehijauan,  dengan bangga saya memberikan  dua stel baju batik untuk teman saya, namun  beberapa hari kemudian saya baru melihat  merk  produksi/ label batik yang kebetulan  saya pakai pada acara penutupan FMPDK ternyata di produksi oleh pabrik di pulau Jawa,  jujur  saja, saya merasa sedih, kecewa  sekaligus malu pada teman saya yang saya hadihi baju batik dengan penuh rasa bangga akan tetapi batik tersebut adalah  batik kerinci produksi aspal (asli tapi palsu).

Tulisan  teman  dan  pengalaman  saya  tadi  membuat rasa bangga saya menjadi luntur  seketika, saya tidak  lagi merasa bangga memakai produk tersebut, saya sedih melihat batik  Kerinci dibuat oleh pabrik di Jawa dan untuk mengobati rasa kecewa lantas saya berkeliling  Kota Sungai Penuh untuk mencari pengrajin batik , dari penuturan seorang teman saya ternyata dari 7 Sanggar Batik yang konon dibina dan di prakarsai oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Kerinci pada saat itu di jabat ibu HJ.Nurul Charani Istri H.Bambang Sukowinarno (Bupati Kerinci Era Tahun 1995)   ternyata hanya ada 2 sentra pengrajin batik yang masih mampu bertahan dan itupun bagaikan  hidup segan mati tak mau, dan dari 2 Sentra pengrajin batik hanya 1 unit usaha pembatikkan yang mampu bertahan dan memproduksi batik

Para  pengrajin  yang  terhimpun  dalam  sanggar sanggar batik di dalam Kota Sungai Penuh memproduksi  batik  dengan  memanfaatkan  produk pewarna alami yang ada disekitar pemukiman dan hutan kemasyarakatan di sekitar Kota Sungai Penuh.

Salah seorang pengrajin Batik  Kota Sungai Penuh  mengemukakan  usaha industri kreatif  yang ia kelola  memproduksi ragam hias yang ada di alam Kerinci, penggunaan motif batik  lebih dominan pada motive Fatma   dan ukiran ukiran yang ada di rumah rumah tua dan masjid  kuno,  unieknya batik khas Kota Sungai Penuh  juga mengangkat aksara asli kerinci yang dikenal dunia dengan aksara Incung, saat ini  industri kreatif batik  di Kota Sungai Penuh memiliki berbagai motif batik, diantara ragam motif  itu adalah Motif  Aksara Incung, yang bersumberkan pada naskah kuno Aksara Incung yang terdapat di pada tanduk dan ruas ruas buluh.

Kegiatan Pembatikkan di Sungai Penuh
Kegiatan Pembatikkan di Sungai Penuh

Gubernur Jambi Drs.H.Hasan Basri Agus,MM  menyebutkan beberapa tahun yang lalu  di Sungai Penuh  dikenal dengan usaha  pembatikan bermotif aksara incung yang  pernah  menjamur di kota Sungai Penuh  tetapi kemudian  memudar dan nyaris hilang. Upaya ini sebenarnya perlu didorong kembali sebagai bagian dari pengukuhan identitas hasil industri kreatif  pengrajin yang ada di Kota Sungai Penuh .

Menurut  H. Hasan Basri Agus Kreatifitas kriya muncul kembali di tahun – tahun terakhir ini melalui pengrajin perhiasan berbentuk konfigurasi aksara incung. Tanggal 15 oktober  2012, UNESCO (THE UNITED NATIONS EDUCATIONAL, SCIENTIFIC AND CURTURAL ORGANIZATION)  Organisasi PBB untuk pendidikan, llmu pengetahuan dan kebudayaan  telah  menetapkan  Bros Desain  lncung  Kincai sebagai kerajinan tradisional dan finishing  terbaik  peringkat kedua untuk kategori perhiasan di Bangkok Thailand.

Sungguh  prestasiyang  paradox  dari  sisi keaksaraan  dengan kreaktifitas pengrajian yang dibina Dewan Kerajian Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi. Sementara peneraan aksara  incung di  papan nama j alan motto pemerintah Sungai Penuh  atau  papan nama lainya seperti  teracuhkan dan dinikmati  sebagai aksara daerah tanpa mampu membaca apalagi  mengartikannya.  Belum lagi  berkejaran dengan keterbatasan orang yang mampu menulis, membaca dan mengartikanya rata-rata sudah purna bhakti diusia senjanya, Upaya pengenalan  dan pemakaian di tengah masyarakat memang sudah dalam kategori mendesak dan penting.

Untuk itu mentradisikan kembali aksara incung di bumi sakti alam Kerinci khususnya di Kota Sungai Penuh  perlu di dukung dengan sepenuh hati dan direalisasikan dalam program kegiatan sosialisai  dan penyebarluasan melalui  lembaga  pendidikan di semua jenjang,  lembaga pengkajian, lembaga penerbitan dan intitusi kebudayan serta orang-orang berkemampuan  dan peduli akan pelestarian  dan pengembangan kebudayaan dan peradaban kincai sekepal tanah surga yang tercampakan di bumi, Gubernur Jambi berharap agar para pengrajin batik  di Kota Sungai Penuh untuk terus meningkatkan usaha infstri kreatif batik di Kota Sungai Penuh  dan terus mengembangkan batik motif  incung dan menggali motif  yang berkembang  di daerah.

Khusus untuk Kota Sungai Penuh  sejak beberapa waktu yang lalu upaya .gagasan  dan terobosan yang dirintis oleh Ketua Dekranasda sebelumnya kembali ditumbuh kembangkan dan dilanjutkan oleh ketua Dekranasda Hj. EmI Zolla Asafri ,S.Ag,M.Hum. Tidaklah  terlalu  berlebihan  jika kalangan kolektor batik menyebutkan   bahwa dibandingkan  dengan  batik di daerah lain,  batik mMotive khas  Kota Sungai Penuh produksi  pengrajin Kota  Sungai Penuh  memiliki ciri,motive,warna, fungsi dan filosofis yang spesifik

Seperti di  Sanggar sangar batik lainnya yang ada di Propinsi, pembatikan secara tradisional yang dilakukan pengrajin  batik di Kota Sungai Penuh  disamping menggunakan tekhnik  khusus, motif  dan warna yang digunakan juga khusus, Zat warna  yang digunakan dari jenis kayu atau disebut zat warna alam yakni, Kayu Lampato warna kuning, Kayu Ramelang  warna hitam, Kayu  Nilo untuk warna biru.

Propinsi Jambi termasuk  di dalamnya  Kota Sungai Penuh, merupakan sentra penghasil  batik  di Propinsi Jambi, hasil industri  kreatif /industry  rumahan  kerajinan batik di  Propinsi Jambi termasuk di perhitungkan di tingkat Nasional, pupolernya batik yang dihasilkan oleh pengrain batik yang tersebar diberbagai sanggar batik di Propinsi Jambi hingga ke tingkat Nasional  dan mancanegara tidak terlepas dari kerja keras Ketua Dekranasda  Propinsi Jambi dan di daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jambi, pada zaman dahulu  penggunaan Batik terbatas pada  kain panjang, selendang  dan tutup kepala  serta kain sarung  yang hanya di gunakan pada upacara ritual dan kebudayaan

Dewasa ini trend  penggunaan batik  khas Kota Sungai Penuh yang diproduksi pengrajin industry kreatif  Kota  Sungai  Penuh  telah  meluas  dan digunakan  sebagai pakaian  resmi dan telah menjadi trend  dan mode gaya  yang  ikut mengangkat prestise Kota Sungai  Penuh  Propinsi  Jambi  dalam pergaulan internasional, bahkan pernak pernik batik khas  suku  Kerinci  hasil kreatifitas pengrajin Kota Sungai Penuh juga digunakan sebagai benda asesoris dan dekorasi rumah tangga seperti untuk alas meja, alas bantal/ kursi, sprei, gordyn pintu, dan  hiasan dinding.saat ini rata rata kalangan kelas menengah di Kota Sungai Penuh  memiliki 3-5 Stel batik  motif khas Kota Sungai Penuh yang digunakan untuk pakaian seragam sekolah dan seragam pegawai negeri sipil.

Ibarat  setetes embun ditengah teriknya matahari dipadang pasir, pada tanggal 8 Februari 2013,Walikota  Sungai Penuh  Prof.DR.H.Asafri Jaya Bakri,MA melalui surat edarannya  menginstruksikan  agar segenap Pegawai  Negeri Sipil  di Lingkungan Pemerintah Kota  Sungai Penuh  untuk  menggunakan  seragam batik motif khas Kota Sungai Penuh  produk  pengrajin industr kreatif Kota Sungai Penuh setiap hari Kamis,

Dampak  surat edaran tersebut para abdi negara mulai  memesan batik  khas Kota Sungai Penuh, akan tetapi  ironisnya pengrajin batik  di Kota Sungai Penuh tidak mampu memenuhi  permintaan konsumen, terbatasnya  jumlah sentra pengrajin /industri kreatif  batik motif khas Kota Sungai Penuh  dan minimnya permodalan para pengrajin berdampak pada ketersedian  bahan  batik, untuk  memenuhi  permintaan  konsumen, Pemerintah Kota Sungai Penuh  melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Sungai Penuh telah melakukan  kegiatan  pelatihan  pembatikkan  dengan  melibatkan  pengrajin dari Kecamatan kecamatan yang ada dalam Kota Sungai Penuh dilanjutkan dengan pemberian modal kerja berupa pemberian sarana dan prasarana pembatikkan. .

Walikota Sungai Penuh Prof.Dr.H.Asafri Jaya Bakri,MA pada jumpa pers (Balaikota 29:2:2012)  meminta agar dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Sungai Penuh, Dekranasda/Tim Penggerak PKK Kota Sungai Penuh untuk terus melakukan pembinaan dan pemberdayaan  kepada pengrajin,  Pihak  Pemerintah Kota Sungai Penuh mulai tahun 2012 telah  menganggarkan  dana  pembinaan  dan bantuan permodalan kepada pengrajin industri kreatif batik Kota Sungai Penuh

Beberapa tahun terakhir minat masyarakat Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci untuk menggunakan busana batik khas suku Kerinci cukup tinggi, akan tetapi para pengrajin mengalami  kesulitan  dalam memenuhi permintaan konsumen,terbatasnya ketersediaan  hasil produksi  dan minimnya  jumlah pengrajin  merupakan kendala dalam memenuhi permintaan pasar.

Sanggar sanggar batik di Kota Sungai Penuh juga mengambil motive pada  ukiran pada rumah tradisional dan motive ukiran pada masjid kuno Pondok Tinggi, diantara motive  itu adalah motive Keluk Paku kacang Belimbing > artinya Anak di Pangku Kemenakan dibimbing. Motive- Relung kangkung > patah tumbuh hilang berganti/ kerja yang tiada mengenal lelah, Motif       – Pilin ganda (berbentuk abjad S) > setiap sesuatu saling  ketergantungan  dan  saling  membutuhkan, motif  ragam  hias Turqi  ( auraka) dalam bentuk daun daun yang berjurai, – ragam hias Kaff wa darj >  berbentuk garis garis melengkung,-ragam arabes  ( Zuchrufil-Arabi) > berbentuk  anting anting daun dan bunga, ragam tampouk klapo, ragam selampit empat, Selampit jalein due, motif bungea Matoharai ( Bunga Matahari),- ragam hias Gadoeing Gajeah ( Gading Gajah),ragam cino sebatang, samang beradu punggoun,,mentade belage, ragam bungea betirai, ragam motif relung,-dll (Budhi VJ)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button