Sungai penuh : Kota Kami Kota yang Tenteram (Karya : Ghazali Burhan Riodja)
Sungai penuh : Kota Kami Kota yang Tenteram
(Sebuah Tableau)
Karya : Ghazali Burhan Riodja
Adegan I:
Skene pertama: Mulai dini hari
Orang- orang berkelumun telekung atau sarung
Tampak mengayun langkah lambat-lambat
Dimatanya kantuk masih tergantung berat
Pergi mandi, untuk masuk kerumah ibadat
Skene kedua: kira kira antara pukul 7 sampai 10
Penjaja kue meneriakan jualannya
Api tukang tukang goreng pisang menyala-nyala
Anak anak sekolah dan guru guru mengepit buku bukunya
Ibu ibu berangkat keladang menyandang jangki
Lakinya singgah kewarung untuk minum kopi
Atau laki- laki pergi kesawah berokok nipah
Memundak cangkul tajam karena diasah
Diantaranya terselang seling pegawai pegawai kantor
Berpakaian dinas dan melihat lihat jarum arlojinya
Kemudian perempuan perempuan yang pulang dan pergi belanja
Toke toke kulit manis dan kopi bertudung moris
Di pasar, Pedagang pedagang sayuran bertebaran
Orang orang toko melap-lap kaca etalase
Pasar lenggang karena bukan Jum’at atau Minggu
Kota kami adalah kota yang tenteram
Adegan II,
Skene pertama:mulai pukul 11
Pembesar pembesar sudah ada yang keluar kantor
Bawahan-bawahannya berkeliaran dan keluyuran dipasar
Kelompok berdiri- diri di persimpangan persimpangan jalan
Deretan prahoto yang masuk membawa barang barang
Atau tak tampak satupun bila jalan ambruk
Dari bukit bukit yang melingkung kungkung tampak embun embun
Meruap ke udara ditiup angin gunung yang teduh
Dirumah-rumah bola pemain-pemain pun tidak berpeluh
Orang orang dari luar- luar kota hobi singgah kesini
Untuk makan siang dengan lahap dan bersedeha
Dan yang tak ada hentinya disini ialah
Anak anak mengaji senja hari, atau kumpulan mengaji
Dimalam –malam hari.
Selebihnya acap jadi terhenti
Bioskop mati.
Keramaian malam resepsi sekali-sekali
Sungai penuh: Kota kami yang tenteram
…… …..layar (sudah usang)…………………
(1969)