Tale Naek Joi Tradisi suku Kerinci yang fenomenal
Kerincitime.co.id – kerinci ,Dosen Universitas Negeri Jambi Dr.HJ.Nazurty,M.Pd. mengemukakan di alam kerinci Tale yang masih tetap digunakan secara tradisi sampai sekarang adalah Tale yang digunakan dalam tradisi untuk melepaskan jemaah haji ke Tanah Suci Mekkah.
Tale ini sangat akrab dengan tatakrama kehidupan masyarakat Kerinci. Tale pelepasan jemaah haji ini sampai sekarang tetap dilaksanakan secara tradisi dan rutin setiap tahun jika ada anggota masyarakat Kerinci yang akan pergi menunaikan ibadah haji.
Tale Naek Joi Tradisi suku Kerinci yang fenomenal
Di samping dilaksanakan secara tradisi di tengah keluarga Tale pelepasan jemaah haji ini juga harus dilaksanakan secara adat di tengah pemimpin negeri, pemimpin adat, dan masyarakat kampung dengan segala persyaratan tradisi yang berlaku.
Menurut Dr.Hj.Nazyrty ,M.Pd, dari Hasil penelitian yang  ia lakukan ditemukan adalah Tale tergolong ke dalam karya puisi konvensional yang strukturnya mengacu kepada konvensi yang sudah ada, yaitu tifografi, rima, ritma dan metrum, diksi, pencitraan, dan majas sama pada setiap kelompok atau identitas Tale, kecuali tema. Tema yang ditemukan di dalam Tale adalah perpisahan, kesedihan dan keharuan, nasehat, petunjuk, dan kasih sayang keinginan, kehendak, harapan, atau cita-cita.
Tema-tema tersebut diungkapkan sesuai dengan situasi, kondisi, dan hubungan antara si Petale dengan para jemaah baik hubungan secara kontak dan lingkungan sosial maupun maupu kontak emosional.
Nilai-nilai budaya yang ditemukan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, yaitu taat, tawakkal, takdir Allah, kekuasaan Allah, bersyukur, kekuatan iman. Hubungan manusia dengan alam, yaitu manusia meguasai alam, perilaku manusia dan alam, manusia dan alam sekitarnya, pemanfaatan alam.
Hubungan manusia dengan masyarakat, manusia sebagai anggota masyarakat.  Hubungan manusia dengan manusia lain, manusia dan pemimpin, manusia dan keluarga, manusia dan kerabat. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, yaitu menjaga keseimbangan antara kehendak atau harapan dengan kenyataan dengan cara meningkatkan keimanan kepada Allah Swt.
Selain itu, untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya di dalam Tale pendistribusian prosedur analisis semiotik secara simbol, indeks, ikon ternyata representamen semiotik lebih banyak dapat dianalisis secara indeksasi.
Hal ini disebabkan oleh repsentamen semiotik yang muncul di dalam Tale lebih merupakan sebab-akibat dengan objek yang ingin disampaikan oleh si Petale. Sehingga interpretasi terhadap makna lebih mudah dianalisis berdasarkan sebab-akibat antara tanda dan penanda. Selain itu, secara kedalaman interpretasi nilai-nilai budaya di dalam Tale juga prosedur analisis secara indeksasi lebih banyak bisa dilakukan karena interpretan-interpretan yang dihasilkan dapat memunculkan representamen baru yang dapat diinterpretasikan yang mengacu kepada objek yang baru pula. Meskipun analisi semitik secara indeksasi lebih banyak dapat digunakan namun analisis semiotik dalam bentuk simbol dan ikon jumlah tidak terlalu jauh bedanya dengan analisis semiotik dalam bentuk indeks. (Budhi Vrihaspathi Jauhari)