NILAI-NILAI BUDAYA DALAM SASTRA LISAN TALE KERINCI
Kerincitime.co.id –Budaya Kerinci, Untuk memahami nilai nilai budaya dalam sastra lisan tale Kerinci,Penulis Budhi Vrihaspathi jauhari melakukan wawancara dengan DR.Hajjah.Nazurty,M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia pada FKIP Universitas negeri Jambi.
DR.Hj.Nazurty merupakan  salah seorang dari sedikit perempuan asal suku   Kerinci yang meraih gelar Doktor di Universitas Negeri Jakarta, DR. Nazurty  mempertahankan disertasi Doktor dihadapan tim Penguji Guru besar Universitas Negeri Jakarta UNJ(Jakarta 4/9:2013).
Berikut  kutipan wawancara dengan Budhi Vrihaspathi Jauhari dan ringkasan Disertasi DR.Hajjah Nazurty,M.Pd.
           Sastra adalah bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang   di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian sastra lisan merupakan bagian dari sistem kebudayaan, maka dalam sastra lisan akan terekam pengalaman hidup masyarakat pemiliknya. Berbagai cara digunakan untuk menyebarluaskan informasi budaya suatu masyarakat, misalnya pendidikan formal dan informal. Khususnya bagi mereka yang masih berpegang teguh pada tradisi lama terdapat cara tersendiri untuk menyampaikan  nilai  dan  norma-norma yang berlaku, seperti tradisi lisan yakni sastra lisan.
Penyampaian nilai-nilai dan norma–norma merupakan proses pendidikan nonformal kepada masyarakat penikmat sastra. Untuk itu sastra lisan dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarluaskan informasi budaya baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Khususnya untuk pendidikan formal sastra lisan dapat memperkaya bahan atau materi ajar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Lebih jelasnya, sastra lisan dapat dijadikan bahan ajar untuk memperkaya bahan dan sumber materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah-sekolah dan di Perguruan Tinggi.
Oleh karena itu, sastra lisan banyak memberikan manfaat terhadap masyarakat pendukungnya karena sastra lisan dapat mewariskan nilai-nilai budaya masa lalu yang sangat bermanfaat untuk masa sekarang.
Terlebih lagi pada sastra lisan penggambaran tentang norma-norma dan adat-istiadat sangat kental mempengaruhi lahirnya sebuah karya sastra. Hal ini merupakan nilai-nilai budaya yang sebagian besarnya dapat diaplikasikan kepada yang masih berlaku dalam tatanan masyarakat sekarang.
Mengingat kedudukan dan peranan sastra lisan yang cukup penting, maka penelitian mengenai sastra lisan perlu dilakukan sesegera mungkin. Apa lagi mengingat terjadinya pergeseran tatanilai budaya dalam masyarakat, seperti adanya kemajuan-kemajuan dalam bidang teknologi dapat menyebabkan hilangnya sastra lisan.
Dengan demikian usaha pewarisan nilai budaya suatu bangsa kepada anak-cucu kelak akan terabaikan, karena dalam karya sastra lisan dapat ditemukan nilai moral, falsafah, ideologi dan nilai budaya suatu suku bangsa yang bisa menjadi teladan untuk generasi berikutnya.
Salah satu bentuk sastra tradisional yang perlu diteliti adalah sastra lisan Kerinci. Sastra lisan Kerinci merupakan bentuk sastra yang dimiliki oleh masyarakat Kerinci. Sebagai produk budaya, sastra lisan Kerinci pada prinsipnya memiliki karakteristik yang sama dengan sastra lisan daerah lain di Nusantara. Sastra lisan Kerinci berkembang di tengah masyarakat Kerinci sebagai kristalisasi budaya masyarakat yang berproses secara alami.
Sastra lisan Kerinci sarat dengan nilai-nilai budaya masyarakat Kerinci. Salah satu bentuk sastra lisan Kerinci adalah Tale. Tale adalah sejenis pantun yang dinyanyikan. Setiap jenis Tale berbeda isi dan iramanya sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaiannya. Tale sangat dikenal dan frekuensi pemakaiannya cukup tinggi. Tale digunakan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat Kerinci, seperti saat gotong royong, menuai padi di sawah, muda-mudi yang sedang bercinta (bertandang), penampilan hiburan rakyat, acara pelepasan jemaah calon haji, dan berbagai upacara tradisional ( Budhi Vrihaspathi Jauhari)