HOT NEWSJambiPolitik

Konflik Gerindra Jambi Makan Korban, Dua Ketua DPC yang Dipecat Akhirnya Menggugat

Konflik Gerindra Jambi Makan Korban, Dua Ketua DPC Dipecat
Konflik Gerindra Jambi Makan Korban, Dua Ketua DPC Dipecat

Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Kasak-kusuk Partai Gerindra Jambi memakan korban. Dua komandan partai dipecat. Ketua DPC Gerindra Tebo dan Ketua DPC Gerindra Batanghari menggugat motif pemecatan.

Pukul delapan malam, Senin 18 Maret 2019. M Najib Ys, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Tebo kaget menerima telepon dari sekretarisnya, Muhamad Mardianto. Lewat sambungan telepon, Sekretaris DPC Gerindra Kabupaten Tebo itu mengabarkan informasi amat penting. Kepadanya, disampaikan ihwal pemecatan sebagai komandan partai.

“Sekretaris sayo nelpon. Bahwa SK penggantian sayo sudah diambek ke Jambi,” ujar M Najib Ys kepada Jambi Link media partner kerincitime.co.id.

Sepekan lalu M Najib Ys sudah mendengar isu pelengseran itu. Menurutnya, isu pemecatan bergulir saat lawatan Capres 02 Prabowo Subianto ke Jambi. Sejumlah kolega di Gerindra tengah berkumpul di kediaman Ketua DPD Gerindra Sutan Adil Hendra (SAH). Mereka mengabarkan, ia bakal dicopot.

Konflik Gerindra Jambi Makan Korban, Dua Ketua DPC Dipecat
Konflik Gerindra Jambi Makan Korban, Dua Ketua DPC Dipecat

Jambi Link media partner kerincitime.co.id memperoleh salinan dokumen pemecatan itu. Pemecatan M Najib Ys didasari SK DPP Partai Gerindra Nomor 03-0023/kpts/DPP-GERINDRA/2019 tertanggal 6 Maret 2019. SK tersebut sekaligus mengangkat Perdamean Ritonga sebagai Ketua DPC Gerindra Tebo. Surat diteken langsung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani.

M Najib Ys baru melihat langsung SK pemberhentian itu sekitar pukul 11.00 Selasa kemarin. Pukul satu siang dilakukan serah terima jabatan di kantor DPC Gerindra Tebo.

“Surat diantar Ketua baru sekitar pukul sebelas,” kata M Najib Ys.

Sejak itu, kantor dan internal partai langsung diambil alih Perdamean Ritonga. Sementara M Najib Ys tidak mendapat posisi apa-apa alias non job.

Baca juga:  Rizal Djalil Nyatakan Dukung Monadi - Murison

“Dak katek posisi apo-apo lagi,” ujar M Najib Ys.

Dia mengaku kecewa dengan kebijakan partai. Sebab, ia sama sekali tidak mendapat penjelasan rasional ihwal pemecatan. Ia pun tak pernah merasa membuat kesalahan fatal atau melanggar aturan partai. Tiba-tiba saja SK pemecatan terbit.

“Kito sayangkan. Pada saat detik-detik mau terakhir pileg dan pilpres. Kok ado perombakan seperti itu. Apo tidak memahami. Nanti dibawah akan ribut,” katanya.

Padahal, selama ini ia tahu betul bahwa DPP pernah menegaskan tidak akan melakukan perombakan pengurus menjelang Pileg. Karena itu, Najib curiga proses pemecatan ini kental motif politik.

“Kami curiga surat ini asli atau tidak. Ado beberapo hal yang sayo lihat janggal,” kata Najib.

Najib mengatakan pemecatan ini tentulah akan memicu kegaduhan. Terutama dari para pendukungnya. Mereka tentu saja kecewa terhadap kebijakan sepihak itu. Apalagi, selama ini ia sudah berbuat yang terbaik untuk partai. Ia berhasil merebut empat kursi di DPRD Tebo. Selain itu, Najib sudah beres mencari saksi untuk pileg dan Pilpres mendatang.

“Cari saksi itu bukannyo gampang. Tau-tau kita diganti. Tanpa ada konfirmasi,” keluhnya.

Najib menanggapi isu pemecatan berkaitan kedekatan dengan caleg Gerindra Nomor urut tiga Murady Darmansyah. Najib mengaku heran jika itu yang menjadi alasan. Sebab, ia merasa tidak ada intruksi partai yang dilanggar.

“DPP memberi intruksi semua caleg harus didukung. Sebagai ketua, saya sosialisasi semua caleg baik DPR RI maupun DPRD Provinsi. Saya perkenalkan satu persatu. Dak mungkin kito sampaikan pak Sutan dewek. Ini loh calon Gerinda. Mohon dukugannya. Terserah yang mano nanti didukung masyarakat,” jelasnya.

Jadi, ia merasa heran jika itu yang menjadi pokok masalah.

Baca juga:  Dugaan ASN Terlibat Kampanye AL-AZHAR di Sungai Penuh

Mengenai langkah kedepan, M Najib Ys menegaskan bakal segera menghadap DPP. Ia bakal menanyakan ihwal SK pemberhentian itu. Ia ingin memastikan kebenaran dan meminta klarifikasi.

Nasib serupa dialami Ketua DPC Gerindra Batanghari, Syahrial. Ia turut dipecat sebagai Ketua Partai Gerindra Batanghari. Sama seperti M Najib Ys, Syahrial juga tidak tahu alasan pemecatan.

“Sayo daktau apo kesalahan. Tanpa ada klarifikasi dan pemberitahuan. Kalau tahu salah, kita kan enak. Kita bisa bela diri,” tegas Syahrial.

Ia menyayangkan sikap Ketua DPD Gerindra yang bertindak seenaknya. Menurutnya, pemberhentian ketua partai seharusnya melalui mekanisme yang baik.

“Saya diberi ruang klarifikasi donk. Kalau saya ada salah, beri teguran tertulis. Ini dakdo samo sekali. Tau-tau sudah keluar (red. surat pemecatan),” katanya.

Syahrial mengaku sebelum surat resmi ini terbit, isu pemecatan sudah bergulir beberapa hari ini. Menurutnya, ia diganti oleh Aminuddin, anggota dewan penasehat Gerindra Provinsi yang juga Caleg DPRD Batanghari dapil Empat Mersam-Maro Sebo Ulu.

“Yang usul pemecatan pak Sutan sebagai ketua DPD. Sampai sekarang saya tidak tahu alasan pemecatan,” ujarnya.

Ia menegaskan pemecatan itu tentulah berpengaruh di massa grasroot. Terutama kolega dan para pendukungnya, pastilah turut kecewa.

“Kawan-kawan tim banyak kecewa,” ujarnya.

Syahrial dan Najib termasuk kader dan caleg yang cukup dekat dengan Murady Darmansyah. Faktor kedekatan itu tentulah membuat Sutan Adil Hendra tidak nyaman. Pria yang akrab disapa SAH itu ingin memastikan semua kader dan caleg memenangkannya sebagai Caleg nomor satu, yang kata dia, itu sesuai intruksi DPP.

Sejumlah Caleg dan kader inti partai memang memutuskan bersinergi dengan Caleg Gerindra nomor urut tiga Murady Darmansyah. Seperti Bustami Yahya, Khairil, Budiyako, Ritas Mairiyanto, Eliya, Uni Zas Kerinci dan sebagainya.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

Mereka merasa lebih nyaman bergerak bersama Murady. Ada alasan tertentu sehingga mereka menolak mendukung SAH. Misalnya mereka menganggap SAH terlalu mengintervensi kader dan caleg serta tidak memberi kebebasan kader untuk bersinergi dengan caleg Gerindra lainnya. Masalah kenyamanan menjadi dasar utama.

Perdamean Ritonga, Ketua DPC Gerindra Tebo yang baru saja diangkat, mengaku siap menjalankan perintah partai.

“Alhamdulillah sudah jadi Ketua Gerindra. Kehadiran saya bukan untuk pecah belah partai. Saya tulus untuk membesarkan Gerindra dan memenangkan Prabowo-Sandi. Mau tidak mau, saya tidak bisa menolak diangkat jadi ketua DPC. Kita harus patuh komando,” jelasnya.

Caleg Provinsi Dapil Bungo-Tebo nomor Urut lima itu mengkalim bakal memperbanyak kursi DPRD dari Gerindra.

“Target kita bertambah untuk Tebo. Minimal 4 kursi seperti tahun kemarin,” ujarnya.

Di struktural Gerindra, Perdamean Ritonga dulunya menjabat sebagai Sekretaris PAC Tebo Ilir sekaligus sebagai Kepala Bagian Keagamaan di DPC Gerindra Tebo.

Ketua DPD Gerindra Provinsi Jambi Sutan Adil Hendra (SAH) mengarahkan Jambi Link mengkonfirmasi kasak-kusuk itu ke Humas Gerindra.

“Mohon maaf dindo. Lagi acara. Hubungi humas an bang Nazli,” singkatnya lewat pesan Whatsapp (WA).

Humas Gerindra Teuku Muhammad Nazli membenarkan ihwal pemecatan dua komandan partai itu.

“Mereka diberhentikan sejak 6 Maret 2019,” tegasnya.

Nazli mengatakan pemberhentian didasari oleh beberapa hal. Salah satunya karena mesin partai tidak berjalan dengan baik.

“Koordinasi dengan kalangan bawah, caleg tidak baik. Maka demi berkembangnya Gerindra. Diambil langkah-langkah tepat untuk meningkatkan jalannya mesin partai dengan baik dan benar,” jelasnya.

Nazli mengklaim pemecatan sesuai surat keputusan yang di teken Prabowo Subianto.

“Kemarin sudah kita serahkan. Untuk keefektifitasan partai agar lebih baik kedepan. Mereka diberhentikan. Tidak ada penempatan lain,” katanya. (*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button