Siswi SD di Merangin Alami Depresi Berat Terkait Diduga Jadi Korban Bullying
Kerincitime.co.id, Berita Merangin – SN (13), siswi SD di Kabupaten Merangin, tampak hanya bisa tergoleh lemah di ranjang rumah sakit Kolonel Abundjani Bangko. Sesekali ia terisak dan menitikkan air mata.
Keadaan ini terjadi, setelah siswi kelas 6 SD itu dibullying oleh enam orang temannya. Ia pun mengalami trauma berat dan depresi. Sehingga terpaksa harus di rawat di rumah sakit. Selama beberapa hari mengalami depresi berat. Ia murung dan sesekali menangis dengan wajah yang pucat pasi.
Saat ditemui, korban terlihat tak banyak bicara. Selang infus masih terpakai ditangannya. Ia terlihat terbaring lemas. Mirisnya, tangannya pun diikat ke pembaringan. Ini dilakukan agar ia tidak melakukan tindakan yang menciderai dirinya sendiri.
Dari data yang berhasil dihimpun Jambiseru.com media partner Kerincitime.co.id, kejadian Bullying yang dialami SN, terjadi pada satu bulan yang lalu. Dimana saat itu korban tak mau memberi contekan pelajaran kepada teman-temannya, hingga korban mengalami bullying. Usai kejadian tersebut, sempat terjadi mediasi antara orang tua korban dan orang tua pelaku serta pihak sekolah.
Dalam perundingan tersebut, pihak korban hanya menginginkan jika anaknya discan dan dilakukan pengobatan. Karena diduga sempat dianiaya oleh pelaku.
Kesepakatanpun terjadi antara ketiga belah pihak dengan membawa korban berobat dan dilakukan scaner. Namun dari hasil scaner korban tidak mengalami luka di sekujur tubuhnya.
Namun berselang satu minggu usai perundingan, korban tiba-tiba mengalami depresi yang berat hingga mengalami demam. Bahkan korban histeris jika melihat seseorang menggunakan seragam dinas atau seragam sekolah.
Melihat anaknya mengalami depresi yang berat, orang tua korban membawa korban ke Dinas P2TP2A untuk mengadukan hal tersebut. Usai ditangani, korban langsung dibawa ke RSU Kolonel Abundjani Bangko untuk dilakukan perawatan.
Orang tua korban, Siti Habibah mengungkapkan, anaknya sudah mengalami depresi berat usai dibullying temannya.
“Jika bertemu orang yang memakai seragam dinas, dia teriak-teriak, apalagi lihat orang pakai pakaian sekolah, anak saya di tarik rambutnya di benturkan kepalanya ke dinding oleh temannya dan itu membuat anak saya trauma,”ucap Siti Habibah.
Dikatakan Ibu Korban, jika kasus Bullying yang terjadi pada anaknya sudah dilaporkan Ke Dinas T2TP2A, atau dinas Perlindungan Anak Kabupaten Merangin.
“Sudah saya laporkan kesana, Saya berharap anak saya bisa sembuh seperti semula,”sesalnya. (Irw)