Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Parah! Seorang pasien wanita lansia (Lanjut Usia) bernama lengkap Jamiyah, umur 70 tahun, Warga Desa Sinimpik, Kecamatan Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci Jambi, diketahui keluarga sudah 4 tahun alami penyakit stroke, sepertinya sengaja di covid-kan.
Sementara, pihak petugas medis Covid-19 di RSUD Mayjen H A Thalib Kerinci tanpa di Swab, apalagi hasil Swab malah menuding pasien meninggal dunia karena corona.
Terbukti, usai pasien stroke meninggal dunia baru 5 jam menginap di RSUD, petugas dengan pakaian lengkap APD sibuk mengapani mayat pasien yang seakan memang betul meninggal karena virus corona.
Berhasil dihimpun Kerincitime.co.id dari pihak keluarga pasien Jamiyah, Rabu (10/03/21) kemaren pukul 23:00 wib, menyebutkan bahwa pasien meninggal bukan karena Covid-19, tapi karena Almarhum Jamiyah sudah 4 tahun alami penyakit stroke.
Namun setelah dibawa ke RSUD MH Thalib, pada Selasa (09/03/2021) lalu sekitar pukul 01:00 WIB dini hari, dan sekira jam 06:00 WIB pagi, Pasien Jamiyah dilaporkan ke keluarga telah meninggal dunia oleh pihak rumah sakit.
Ironisnya, laporan meninggal dunia pasien stroke almarhumah Jamiyah (70) dituding petugas karena positif Covid-19, sontak ditolak keluarga pasien. Karena belum ada hasil swab pasien. Bahkan, pihak keluarga pun menolak meneken surat pernyataan yang disodorkan petugas saat itu.
Namun faktanya petugas medis mengkapani mayat tanpa ada persetujuan pihak keluarga. Terkesan modus pasien meninggal karena Covid-19 padahal semua keluarga tau bahwa nenek Jamiyah sakit stroke.
Lebih parah lagi, terkesan kerja keras, petugas medis dengan pakaian lengkap APD (Alat Pelindung Diri) disalah satu ruang isolasi RSUD Mayjen H A Thalib mengapani mayat pasien.
Tak tanggung-tanggung, bahkan hingga mayat dikubur ke pemakaman umum Desa Mukai Mudik, petugas tetap menggunakan protokoler kesehatan (Prokes Covid-19) yang bikin warga jadi takut menghampiri pemakaman mayat.
“Beliau sudah empat tahun mengalami penyakit stroke. Dan selama sakit stroke mana pernah beliau kemana-mana. Makan dan minum pun masih.
“tapi setelah dibawa ke rumah sakit, jam 01:00 WIB dini hari, beliau malah dibawa ke ruang isolasi. Pihak keluarga disuruh pulang malam itu.
“Sekitar jam 06:00 wib pagi, Selasa (9/3/21) lalu, petugas beri tahu keluarga bahwa beliau meninggal dunia,”ungkap salah satu keluarga almarhum kepada siasatinfo.co.id.
Ditambahkan pihak keluarga, atas meninggalnya almarhum Jamiyah sepertinya sengaja di covid-kan. “Kami minta pihak rumah sakit bertanggung jawab soal pernyataan nenek Jamiyah positif covid.
“Ini harus diluruskan. Jika tidak? kami akan tuntut petugas medis Covid-19 di RSUD Mayjen H A Thalib.
“Ibu kami meninggal dunia karena stroke, malah jadi terkucil dilingkungan warga gara-gara beliau meninggal disebut-sebut terkena covid-19. Sementara kami yang disini dan dirumah yang selalu dekat almarhum sampai ke kuburan malah tidak ada apa-apanya,”ujarnya kesal.
Sementara hingga berita ini diturunkan Kerincitime.co.id, pihak yang bertanggungjawab dari petugas medis yang menangani pasien Covid-19 di RSUD MH Thalib, belum diperoleh keterangannya. (Ega)