HOT NEWSKerinciopini

Banjir Kerinci Disebabkan Oleh Faktor Alam Atau “KELALAIAN” Manusia?

Story Highlights
  • Kiriman Dari Penulis : M.Najazi.
  • JABUKI (Jaga Bumi Kerinci Indonesia)

Kerincitime.co.id – Opini, SEKEPAL TANAH DARI SURGA, sebutan bagi daerah Kerinci yang keindahan alamnya diibaratkan seperti sorga yang jatuh kebumi tetapi apakah semua itu masih berlaku ketika melihat banjir yang melanda Kerinci begitu banyak wilayah yang terdampak banjir tersebut bahkan ada wilayah yang katanya selama ini tidak pernah banjir sekarang mengalami kebanjiran. ADA APA DENGAN KERINCI itu menjadi pertanyaan normal bagi masyarakat yang selama ini hidup tenang dan aman tiba – tiba mengalami musibah banjir yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan selama ini akan terjadi didaerahnya.

Hampir seminggu banjir melanda wilayah Kerinci dengan intensitas hujan  masih cukup tinggi bahkan ada beberapa wilayah yang masih mengalami banjir menurut informasi terakhir ada 13 kecamatan terdampak banjir dan 8 Kecamatan yang terdampak longsor. Total keseluruhan yang terdampak banjir ada 82 desa, dan yang terdampak longsor 27 desa, jumlah Kepala Keluarga (KK) 5,773 dengan 15.030 jiwa. Yang tergenang air 4.052 rumah, 7 jembatan rusak, lahan pertanian (sawah) sebanyak 621 hektare. Belum lagi wilayah kota Sungai penuh semua akan berdampak mulai dari sarana pendidkan {sekolah}, kesehatan {RS,puskesmas}, umum (transportasi,pasar,bank,dll} serta aktivitas ekonomi masyarakat pasti sangat berdamapk dengan adanya musibah banjir tersebut.

“Bencana banjir dan longsor ini merupakan ‘hadiah’ yang menyedihkan di awal tahun 2024 bagi masyarakat Kerinci bahkan katanya yang terparah dari beberapa tahun terakhir melanda wilayah Kerinci. Ketika musibah sudah terjadi biasanya manusia baru sadar akan mencari tahu sebab musababnya salah satunya faktor alam adanya intensitas hujan yang sangat tinggi menyebabkan banjir serta penyebab – penyebab lainnya. Jika intensitas curah hujan menjadi bagian dari penyebab banjir maka perlu menjadi pertanyaan apakah selama ini tidak pernah terjadi intensitas hujan yang tinggi seperti sekarang mengakibatkan banjir, itu yang perlu kita cermati karena fenomena alam adalah  kejadian yang tidak bisa kita hindari dan pasti akan selalu terjadi kapanpun waktunya disinilah peranan manusia untuk mengantisipasi dan mencegah apabila hal itu terjadi bukan malah menyalahkan faktor alam karena seringkali faktor alam yang ditimbulkan juga ulah manusia seperti penebangan pohon pada hutan yang dilindungi atau dengan alasan ekonomi kita menebang hutan tanpa mengindahkan aturan – aturan hukum yang sudah kita sepakati untuk menghindari bencana alam yang mungkin terjadi.

Baca juga:  Berkah Ramadhan! Polsek Danau Kerinci Berbagi

Kita semua harus faham kondisi geografis wilayah Kerinci yang dikelilingi oleh bukit – bukit dan Taman Nasional Kerinci Seblat/TNKS mungkin bagi sebagian kecil masyarakat Kerinci menjadi ‘penghalang’ mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dengan bercocok tanam atau berladang maka sering kita mendengar adanya perambahan dan penebangan hutan di area TNKS yang jelas sangat berbahaya apabila musim hujan maka aliran air akan langsung turun tanpa ada penghalang pohon yang bisa mengakibatkan banjir dan longsor. Semua ada aturan yang harus kita ikuti untuk kepentingan bersama dan tidak bisa seenaknya kita melakukan aktivitas diarea tersebut. Selain dikelilingi hutan wilayah Kerinci dilintasi pula oleh empat sungai besar Batang Merao, Batang Bungkal, Batang Sangkir dan Batang Wulu merupakan empat sungai besar di Kabupaten Kerinci yang selama ini mungkin kurang diperhatikan kondisinya, perlu segera dinormalisasi guna mengantisipasi terjadinya banjir dan longsor bila musim hujan seperti saat ini. Keempat sungai itu berhulu di puncak bukit dan kaki Gunung Kerinci yang sudah ratusan tahun membawa bahan material batu gunung dan pasir menyebabkan sungai menjadi dangkal dan sempit. Selain dangkal, sungai itu juga berbelok – belok sehingga bila musim hujan tiba apalagi dengan curah hujan yang sangat tinggi air akan meluap mengenangi permukiman warga dan areal  persawahan. Dari empat sungai yang melintasi wilayah Kerinci tiga sungai besar di antaranya sungai Batang Merao, Batang Bungkal dan Bantang Sangkir bertemu atau satu muara di bibir Danau Kerinci, Kecamatan Hiang menyebabkan daerah sekitar muara juga mengalami pendangkalan. Setiap musim hujan, daerah sekitar pertemuan tiga sungai itu, seperti Desa Hiang dan Hamparan Rawang selalu banjir dan ratusan hektare sawah akan terendam banjir. Normalisasi yang harus dilakukan, selain pengerukan dari hulu hingga muara juga perlu pemangkasan tikungan atau belokan sungai, supaya air dapat mengalir dengan lancar dan daya tampung sungai terhadap air hujan bisa lebih besar. Sudah dapat dipastikan tiap tahun atau musim hujan, ke empat sungai besar itu, terutama di muara tiga sungai yang bersatu itu petani yang bermukim di sekiatarnya akan mengalami kerugian.

Baca juga:  Toke Rokok Illegal Diduga Oknum Aparat “BS", APH Tutup Mata, Biaya Pengamaan pun Mengalir

Pelaksanaan normalisasi sungai akan percuma bila aturan dari sektor bisnis baik itu skala besar atau kecil dalam pengelolaan SDA yang ada diwilayah Kerinci seperti PLTA ataupun galian pasir atau batu,dll harus melewati ijin AMDAL yang sangat ketat serta pengawasan langsung dilapangan secara berkala untuk menghindari penyimpangan – penyimpangan yang mungkin bisa terjadi kapan saja.

 

Disinilah kita melihat keseriusan dan tanggung jawab para pemimpin dan wakil – wakil rakyat yang selama ini dipilih oleh rakyat dalam menjalankan tugasnya apakah sudah maksimal memikirkan nasib rakyatnya. Masyarakat harus cerdas memilih dan mencari pemimpin dan wakil rakyat yang peduli akan kondisi alam Kerinci saat ini khususnya masalah lingkungan hidup, sebentar lagi akan ada pemilihan pemimpin dan wakil rakyat khususnya di Kerinci masyarakat harus melihat program yang mereka tawarkan apakah ada yang memikirkan kondisi alam Kerinci yang sering mengalami bencana alam  banjir seperti sekarang.

Baca juga:  Tercium Praktik Permainan Penjulan LPG 3 Kg di Bumi Sakti Alam Kerinci

Sekali lagi kita harus melihat kejadian BANJIR DIKERINCI saat ini menjadi pelajaran terakhir dan momentum yang tepat bagi calon pemimpin dan calon wakil rakyat khususnya rakyat Kerinci harus cerdas dan sadar dalam memilih pemimpin dan wakil rakyatnya jangan terlena oleh janji – janji manis atau apapun bentuknya karena kalau kita salah memilih  maka kerugian yang diderita oleh masyarakat akan sangat jauh lebih besar seperti kejadian banjir saat ini.

Marilah semua elemen masyarakat bersatu untuk memikirkan nasib Kerinci kedepannya agar Kerinci masih tetap dengan julukan ‘SEKEPAL TANAH DARI SORGA’ biarpun faktor alam terjadi kondisi wilayah Kerinci tetap kondusif aman terkendali karena sinergitas kebijakan pemimpin dan wakil rakyat dalam mengantisipasi yang sudah dijalankan secara maksimal serta didukung oleh masyarakat sepenuhnya. Biarkan alam berjalan seperti apa adanya jangan pernah kita menyalahkan alam karena kehendak alam adalah kehendak sang Pencipta hanya kita sebagai manusia yang diberikan akal untuk memikirkan dan menjalankan apa yang sudah disepakati bersama untuk kesejahteraan masyarakat.

Seperti Allah berfirman :

Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (seorang khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah ayat 30).

Atau lirik lagu Ebiet G Ade ‘Untuk Kita Renungkan’

‘…..

Anugerah dan bencana adalah kehendak-Nya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya, oh-oh
Adalah Dia di atas segalanya

‘…..

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button