Berita Padang – Pencemaran udara oleh pabrik semen, mempunyai dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Alasannya, karena limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3.
“Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas pabrik semen, jelas punya dampak kepada masyarakat yang tinggal disekitar pabrik,” kata Dahnil Aswad salah seorang dosen di Universitas Bung Hatta Padang, ketika dihubungi Bijak, Jumat 26 September 2014.
Menurut Dahnil, salah satu dampak negatif dari industri semen adalah pencemaran udara oleh debu. Debu yang dihasilkan oleh kegiatan industri semen terdiri dari debu yang dihasilkan pada waktu pengadaan bahan baku, debu selama proses pembakaran, dan debu yang dihasilkan selama pengangkutan bahan baku ke pabrik serta bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya. “Jadi masyarakat ang tinggal di sekitar pabrik, harus meminta kepada pemerintah untuk mengurus dan mengatur sarana-prasarana yang menjadi sumber pencemaran udara,” katanya.
Selain itu, kata Dahnil, debu semen memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan maupun lingkungan hidup. Seperti, iritasi pada kulit, yang dapat terjadi akibat sifat semen yang abrasive kontak dengan kulit. Prosesnya pun bisa secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian, alergi, hal ini dapat terjadi bergantung pada tingkat kesensitifan seseorang, alergi yang dapat timbul akibat debu semen diantaranya, bersin-bersin, susah bernafas bagi penderita asma, gatal-gatal, serta iritasi pada mata, hal ini dapat terjadi tergantung pada banyaknya paparan debu, iritasi yang timbul mulai gangguan mata merah sampai cidera mata serius.
Dampak debu lainya, lanjut Dahnil, gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab diantaranya saat mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat megaduk, menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat melepaskan sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
Sedangkan mengenai dampak debu semen pada lingkungan hidup, kata Dahnil lagi, terjadi penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat. Perubahan ini dari segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas penampungan air yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air sungai. Sedangkan dari segi ruang akan mempengaruhi keseimbangan atau keselarasan lingkungan setempat.
Dampak lainnya, kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
Sedangkan masalah flora dan fauna, berkurangnya keanekaragaman flora karena berubahnya pola vegetasi dan jenis endemic, dan pembentukkan klorofil serta proses fotosintesis. Sedangkan berkurangnya keanekaragaman fauna, seperti burung, hewan tanah dan hewan langka, disebabkan karena berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-hewan tersebut. (tabloidbijak/ya)