Oknum Camat Adang Ambulance Cek Endra, Mayat Malah Diboyong Pakai Mobil Trantib
Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Sikap arogan dan tak bijaksana lagi-lagi dipertontonkan anak buah Walikota Jambi. Oknum Camat beserta Lurah itu kompak mengadang Ambulance Gratis berlogo Cek Endra, yang hendak memboyong mayat warga di Kelurahan Bagan Pete, Kota Jambi.
Dedy Afriansyah tengah beristirahat santai di rumahnya ketika telepon genggamnya berdering. Rupanya, Pak Amir, warga Pinang Merah RT 22, Kelurahan Bagan Pete yang menelpon, dilansir Jambilink.com media partner Kerincitime.co.id.
Pak Amir mengabarkan ada tetangganya meninggal dan memohon peminjaman Ambulance. Yang meninggal tergolong warga tak mampu.
Dedy bergegas menghidupkan mesin mobil dan langsung tancap gas menuju lokasi.
Sejak tahun 2019 lalu, Cek Endra mempercayakan Dedy Afriansyah mengelola mobil Ambulance Gratis itu. Tak terhitung berapa jumlah mayat yang sudah ia boyong.
Sesuai intruksi Cek Endra, Dedy dilarang memungut biaya apapun dari warga. Sebab, Ambulance itu memang sengaja disediakan gratis untuk membantu warga yang membutuhkan.
Bagai air susu dibalas air tuba. Niat baik justru dibalas murka.
Tiba di lokasi, Dedy malah mendapat perlakuan tak mengenakkan dari oknum camat dan lurah. Mereka kompak mengadang ambulance berlogo Cek Endra itu di ambang pintu masuk rumah duka.
Entah kenapa. Mereka seperti alergi menengok Ambulance yang memajang foto-foto Bupati Sarolangun itu.
Mengenakan pakaian dinas berwarna coklat dengan lencana bergambar jengkol yang menggelantung di kantong kanan, oknum Camat dan Lurah itu tak membolehkan Dedy memboyong mayat warga.
Alasannya tidak jelas.
“Ini warga kami. Biar jadi urusan kami,”kata sang Camat, seperti ditirukan Dedy Afriansyah.
Dedy cuma bisa geleng-geleng. Ia menghela nafas dalam-dalam sebelum berujar.
“Kalau sayo idak ditelpon, dak mungkin sayo kesini pak…,”ujarnya dengan nada sedikit keras.
Sang Camat terus saja ngotot.
Ia berdalih si mayat akan dibawa menggunakan kendaraan lain. Padahal, saat itu tak terlihat ada Ambulance, kecuali hanya Ambulance bergambar Cek Endra itu.
“Ini warga saya dan urusan saya…,”sergah si camat dengan nada menantang.
Keributan itu sempat menjadi tontonan warga dan keluarga yang berduka. Mereka tak berani berkomentar, karena si camat dengan pongah dan kepala tegak keukeuh menolak Ambulance Cek Endra.
Seorang warga sempat protes. Ia meminta camat dan lurah bijaksana dan mengedepankan empati.
“Kesampingkan dulu masalah politik. Ini sosial. Ada orang mau berbuat baik. Kok dibuat begini,”pekik pria itu.
Setelah 30 menit, sebuah mobil trantib berplat merah datang ke rumah duka. Atas perintah si oknum camat, mayat yang berada di dalam keranda itu dibawa ke pemakaman dengan kendaraan trantib, yang bak bagian belakangnya terbuka alias tanpa berdinding penutup itu.
Sungguh tegaaaa…
Dedy duduk termenung di samping Ambulance, sambil menyaksikan aksi sang oknum camat dan lurah, yang dinilainya tak masuk akal itu.
“Ado-ado bae..orang nak nolong dan niat bantu kok dak boleh. Saya ini ditelpon, disuruh bantu kareno yang meninggal warga susah,”ujar Dedy kesal.
Sementara pihak keluarga yang berduka memohon maaf kepada Dedy atas perilaku tak mengenakkan yang baru saja menderanya.(Irw)