Sarolangun

Sarolangun Terpantau 41 Titik Hotspot

Yen Iswadi.
Yen Iswadi.

Kerincitime.co.id, Berita Sarolangun – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarolangun mencatat hingga Selasa (30/7) ini ada 41 titik hotspot terpantau dari satelit Annoa yang tersebar di beberapa kecamatan.

“Dari hasil pantauan satelit titik hotspot yang ada di Kabupaten Sarolangun ada sebanyak 41 titik hotspot, belum lagi temuan-temuan kita di lapangan yang tidak masuk dalam sistim satelit. Titik hotspot itu memang terbakar seluruhnya, tapi untuk luasan hektarnya belum direkap semuanya,” ungkap Kabid Kedaruratan Yen Iswadi, Selasa (30/7/2019).

Dia menyebutkan bahwa kebakaran lahan ini dikarenakan masyarakat melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar.

Dilansir brito.id media partner kerincitime.co.id, Selain itu, kebakaran lahan ini juga bisa disebabkan karena musim kemarau saat ini memicu terjadi api ketika ada gesekan kayu, apalagi ada puntung rokok yang masih hidup dibuang sembarangan.

“Hasil pantauan kami di lapangan sulit juga ditebak, kalau musim kemarau ini bisa jadi kayu bertemu kayu menimbulkan api, atau juga bisa dari api rokok. Sampai saat ini ke lahan terbakar itu tidak ditemui masyarakat atau pemilik lahan,” katanya.

“Akhir bulan Juli ini agak mengarah ke Kecamatan Batang Asai dan Kecamatan Limun. Kendala kami hanya akses jalan menuju lokasi, karena masyarakat yang buka lahan baru ini jauh dari pemukiman. Seperti di Kecamatan Batang Asai, kami harus melewati sungai dan kami juga harus berjalan sekitar 10 kilo untuk sampai ke lokasi,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan persiapan tim reaksi cepat (TRC) untuk meningkatkan siaga terhadap titik hotspot ini.

Saat ini, pihaknya melakukan jadwal piket petugas selama 24 jam untuk meningkatkan intensitas kinerja sehingga bisa lebih maksimal.

“Harapan kami, kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena dampak kebakaran ini tentu akan menjadi perhatian kita, seperti beberapa tahun lalu muncul kabut asap yang mengganggu kesehatan masyarakat,” katanya. (red)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button