Nasional

Selama Menjabat, Menteri Edhy Baru Tenggelamkan 1 Kapal Ikan Asing

Kerincitime.co.id, Berita Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memerintahkan jajarannya untuk menenggelamkan kapal asing bila melawan atau bermanuver saat diamankan oleh Ditjen PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP). Direktur Pemantauan dan Operasi Armada, Pung Nugroho Saksono mengatakan, ada satu  kapal asal Vietnam yang melawan dan berakhir ditenggelamkan selama Edhy menjabat sebagai menteri. “Untuk dalam kepemimpinan Pak Edhy, baru satu yang melawan dan kita tenggelamkan, tidak pakai seremonial. Kalau yang zaman sebelumnya itu kan putusan penenggelaman setelah inkracht, pakai seremonial,” kata Pung dalam konferensi video di Jakarta, Kamis (23/4/2020).
Pung mengatakan, penenggelaman yang dilakukan sudah sesuai prosedur dan aturan perundang-undangan. Adapun perlawanan yang dilakukan berupa menabrakkan kapal yang berbodi lebih kuat ke kapal pengawas perikanan KKP dan melemparkan tali-tali yang membelit kapal pengawas. “Tali-tali itu akan melipat dan membelit di kapal. Bodi kapal Vietnam itu keras sekali. Ketika dibenturkan ke kapal kita itu bahaya sekali. Maka dalam hal ini kita melaksanakan amanat UU pasal 69 untuk melakukan penenggelaman,” ucap Pung.
Kapal asing kerap melawan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Tb Haeru Rahayu mengatakan, perlawanan kapal asing bukan kali itu saja terjadi. Belum lama ini pada 20 April 2020, pihaknya kembali menghadapi perlawanan sengit dari kapal maling ikan asal Vietnam di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesai (WPP-NRI) 711 Laut Natuna Utara.
Dari tiga kapal yang ditangkap, ada satu kapal melakukan perlawanan tanpa memedulikan keselamatan. Kapal itu menabrakkan kapalnya ke kapal pengawas hingga kehilangan keseimbangan dan tenggelam. “Dari 6 Anak Buah Kapal (ABK) yang diinfokan, 2 diselamatkan dan 4 orang lainnya hingga saat ini masih hilang. Saat itu kita melihat apakah masih ada peluang yang bisa diselamatkan atau tidak, hampir 4 jam kami melakukan penyisiran tapi tidak ditemukan,” ungkap Haeru dalam kesempatan yang sama.
Setelah tak menemukan, tim akhirnya memutuskan untuk meninggalkan TKP karena terlihat tumpahan minyak mulai muncul ke permukaan. Tumpahan minyak itu sangat membahayakan untuk kapal Orca 3. “Saat kami melihat titik koordinat, itu masuk ke wilayah Malaysia. kemudian kami saat itu nahkoda memutuskan untuk kembali ke pangkalan,” ujarnya.
Namun, pencarian masih berlanjut. KKP bahkan melibatkan Basarnas dan Badan SAR Malaysia untuk melakukan pencarian lanjutan. Dengan ditangkapnya dua kapal tambahan, sudah 32 kapal ikan asing pelaku illegal fishing yang berhasil diamankan selama hampir enam bulan terakhir. Sebanyak 32 KIA ilegal tersebut terdiri dari 15 kapal berbendera Vietnam, 8 kapal berbendera Filipina, 8 kapal berbendera Malaysia, dan 1 kapal berbendera Taiwan, dikutip dari laman Kompas.com. (Irw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button