HOT NEWSNasionalPolitik

Tokoh Agama dan Aktivis Serukan Jangan Pilih Politisi Busuk

JAKARTA – Sarasehan Nasional “Menyelamatkan Bangsa dari Politik Transaksional dalam Pemilu 2014” yang digagas Bawaslu di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2014), menghadirkan tokoh bangsa. Mereka menyerukan jangan pilih politisi busuk.

Cendikiawan Muslim, Azyumardi Azra mengungkapkan, Pemilu 2014 memiliki makna sangat strategis untuk membawa Indonesia ke arah lebih baik, dan bersih dari wakil rakyat bermasalah. Pencerdasan kepada para pemilih terhadap calon wakil rakyat mereka harus santer disosialisasikan.

“Saatnya memberikan reward and punishment kepada para politisi. Kita harus menghargai anggota DPR dan politisi yang bersih dan bekerja untuk rakyat, dan menolak Caleg yang punya rekam jejak buruk. Kami ingin mengimbau masyarakat agar peduli pada Pemilu,” ujar Azyumardi.

Baca juga:  Dibatasi Israel, 50.000 Warga Palestina Berhasil Tarawih di Masjid Al Aqsa

Rohaniawan Katolik, Romo Benny Susetyo menambahkan, salah satu penyakit bangsa saat ini adalah politik uang. Seorang calon wakil rakyat dan pemimpin tak bisa diharapkan dengan melakukan politik uang. Karena memimpin bangsa harus dilakukan dengan cara beradab.

Menurutnya, lembaga agama memiliki posisi strategis dan penting mengawasi proses pemilu yang berjalan jujur dan adil. Karena itu, setiap warga negara diharapkan ikut memantau dan mengawasi proses jalannya pemilu.

“Maka itu, saatnya bangsa ini memutus money politics. Jangan pilih politisi busuk yang kerjanya korupsi, tidak disiplin, tidak punya kepedualian pada bangsa. Regenerasi politik dibutuhkan untuk menata bangsa keadaban dalam politik kita,” ujar Romo Benny.

Baca juga:  Toke Rokok Illegal Diduga Oknum Aparat “BS", APH Tutup Mata, Biaya Pengamaan pun Mengalir

Ia menambahkan, saat ini pentingnya peran komunitas pemutus kata, yakni para pengguna facebook, twitter, blogger, serta komunitas-komunitas pramuka, mahasiswa untuk ikut mengawasi Pemilu.

Kontrol mereka yang dilakukan massif, bisa melawan hegemoni modal terhadap media. Tidak adanya peran mereka, maka tak ada keselamatan bagi bangsa ini. Saatnya sekarang, sambung Romo Benny, publik memutus tali-temali lingkaran kekuasaan kapital yang dominan untuk mencipatakan regenerasi politik.

“Kalau rakyat menemukan orang benar, maka bangsa ini dapat terselematkan. Tapi kalau rakyat memilih orang-orang yang gemar korupsi, manipulasi, bahkan hanya menjadi pelawak-pelawak di parlemen, maka negeri ini akan hancur,” sambungnya.

Sementara itu, budayan Ahmad Sobary menggarisbawahi, ada dua hal yang harus betul-betul dilakukan, pertama kontrol hukum dan kontrol politik. Karena ketika berbicara soal etika, bangsa kita ini sudah enggak doyan.

Baca juga:  Tercium Praktik Permainan Penjulan LPG 3 Kg di Bumi Sakti Alam Kerinci

“Perkara hukum yang tegas itu kuncinya. Dan kontrol politik yang memiliki konsekuensi itu baru memiliki fungsi kontrol,” kata Sobary.

Hadir dalam acara itu, sejumlah tokoh antara lain rohaniawan Kristen, Andreas A Yewanggoe, Bhikku Damakoro, tokoh Hindu, I Nyoman Udayana, pemerhati pemilu dan mantan anggota KPU, Ramlan Surbakti. (TRIBUNNEWS.COM)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button