Kualatungkal

Waspada! Tungkal Ilir Masuk Wilayah Endemis DBD

Kerincitime.co.id, Berita Kuala Tungkal – Dinas Kesehatan Tanjab Barat, blak-blakan menyebut jika kawasan Tungkal Ilir masuk dalam kategori wilayah endemik demam berdarah dengue (DBD).

Kecamatan Tungkal Ilir menjadi kawasan penyumbang Kasus DBD terbesar selama satu tahun belakangan.

Tercatat dibulan Oktober dan pertengahan November kasus DBD di Tanjab Barat Mencapai 58 Kasus.

Selain Tungkal Ilir, beberapa kecamatan lain, seperti Bram Itam, dan Betara. Bahkan sampai di beberapa desa di wilayah Ulu juga berlogo endemis DBD.

Kasi P2L Dinkes Tanjab Barat, Ermadayanti menjelaskan, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan menjadi faktor utama berkembangnya jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungan.

Baca juga:  HMI Cabang Kerinci-Sungai Penuh Ajak Masyarakat Hadir ke TPS

“Buktinya, jumlah masyarakat yang terjangkit DBD‎ dari bulan Januari sampai pertengahan November ini sudah mencapai 207 penderita. Data ini diambil dari 16 Puskesmas di seluruh wilayah Tanjab Barat. Yang paling dominan jumlahnya Tungkal Ikir,” terangnya, dilansir Brito.id media partner Kerincitime.co.id, Rabu (20/11).

“Kita sudah gencar melakukan sosialisasi. Dari penyuluhan sampai pemberian abate telah kita sampaikan. Namun, ini semua seperti tidak berjalan akibat rendahnya kesadaran masyarakat,” imbuhnya.

‎Disinggung mengenai tingginya angka warga yang penderita DBD berobat di Puskesmas dan RSUD Daud Arief, Erma mengaku, bahwa dari jumlah tersebut adalah akumulatif dari beberapa warga Kabupaten tetangga yang berobat di Tanjab Barat.

Baca juga:  HMI Cabang Kerinci-Sungai Penuh Ajak Masyarakat Hadir ke TPS

“Tidak semuanya warga Tanjab Barat. Ada juga yang dari Riau dan Tanjab Timur,” ungkapnya saat di temui di ruang kerjanya.

‎Lebih lanjut disebutkan Erma, beberapa kecamatan yang kini disebut sebagai daerah endemis, berdasarkan jumlah warga yang penderita DBD lebih dari satu orang.

“Tiga sampai 5 penderita di suatu wilayah sudah bisa dikategorikan daerah endemis,” pungkasnya. (Irw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button