JambiPolitik

Kemunculan Ratu, Skenario Pemulihan Nama Baik Nurdin Hamzah

Ratu Munawaroh
Ratu Munawaroh

Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Kemunculan sosok Ratu Munawaroh di jagat politik Jambi mengisyaratkan misi tertentu : Ibu tiri Zumi Zola itu hendak memulihkan nama baik trah Nurdin Hamzah (NH).

Dilansir jambilink.com media patner kerincitime.co.id sepekan pasca dilantik menjadi anggota DPR RI, Oktober 2009 silam, Ratu Munawaroh sudah berniat mundur. Ratu menyampaikan niatnya itu kepada Sekretaris Fraksi PAN, Viva Yoga Mauladi.

Tapi, waktu itu, Viva Yoga tak lantas merespon. Ia menganggap Ratu sedang guyon. Ratu berniat mundur lantaran ingin konsen merawat suaminya, Zulkifli Nurdin yang baru saja lengser dari kursi Gubernur Jambi.

Sejak ia dilantik sebagai anggota DPR, ZN memang mulai sering sakit.

Fraksi PAN tetap mempertahankan Ratu Munawaroh. Apalagi ia dianggap kader berprestasi. Ratu peraih suara tertinggi di antara semua anggota DPR dari PAN.

Ia mengantongi 175.000 suara, melebihi angka bilangan pembagi pemilih yang sebanyak 150.000 suara.
Sejak menyampaikan niatnya itu, pintu ruangan bernomor 1919 di lantai 19 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta itu, selalu terkunci rapat.

Penghuninya, Ratu Munawaroh mulai jarang bertandang.

Belakangan, Biro Persidangan Sekretariat Jenderal DPR melansir nama Ratu tercatat sepuluh kali tidak menghadiri sidang paripurna tanpa keterangan jelas. Dia sama sekali tidak hadir dalam semua rapat paripurna yang digelar selama masa sidang ketiga (5 April-18 Juni 2010).

Politik bukan dunianya. Karena itu, banyak yang ragu saat nama Ratu mulai diapung menjadi calon Wakil Gubernur Jambi sisa waktu 2016-2021, awal Januari 2019 lalu.

Toh, desakan terhadap Ratu makin deras. Dorongan kuat datang dari jejaring dan mantan loyalis almarhum Zulkifli Nurdin di birokrasi.

“Loyalis-loyalis pak ZN yang dorong,”ujar AI, sumber di Pemprov Jambi.

Sempat tenggelam sebentar. Awal Maret 2019 misalnya, Gubernur Fachrori memastikan Ratu ogah dicalonkan menjadi Wagub.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

“Ibu Ratu juga ada yang menyebut sama saya. Katanya dia nggak mau,” ungkap Fachrori umar, di hadapan awak media di Rumdis Gubernur, Selasa 12 Maret 2019 lalu.

Eh, pasca pemilu nama perempuan asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu mencuat lagi. Ratu, justru secara resmi diusulkan DPW PAN Provinsi Jambi sebagai salah satu calon Wagub.

Kali ini, sepertinya tidak main-main lagi. Ratu, bahkan sudah berani tampil depan publik. Ia melempar isyarat keras dengan menghadiri acara iftor DPW PAN, awal Mei 2019 kemarin.

Ratu sebenarnya bukan garis keturunan langsung trah Nurdin Hamzah, saudagar kaya nan dermawan itu. Ratu masuk lingkaran trah NH setelah dinikahi Zulkifli Nurdin, sulung pasangan Nurdin Hamzah-Nurhasanah.

Nurdin Hamzah adalah konglomerat yang menguasai jaringan bisnis sembako terbesar di Jambi. Sejak dulu ia dikenal pengusaha dermawan.

Setiap tahun, miliaran rupiah ia keluarkan buat zakat. Ia mendirikan sebuah masjid megah di pusat Kota Jambi dengan biaya sendiri.

Nama masjidnya Nurdin Hasanah, merupakan perpaduan nama Nurdin Hamzah dan Nur Hasanah.

Sejak kasus korupsi menjerat Zumi Zola 2017 lalu, nasib keluarga dan trah nurdin benar-benar terpuruk. Nama baik keluarga hancur berantakan.

Pengamat Politik, Dr Jafar Ahmad menilai, kemunculan Ratu di percaturan politik Jambi boleh jadi demi memulihkan nama baik keluarga Nurdin Hamzah.

“Supaya memori orang terhadap keluarga Nurdin tidak berhenti sampai di kasus Zola,”ujar Jafar Ahmad.

Kalaulah mereka memilih berhenti pada kasus Zola, dampaknya akan sangat buruk. Membuat trah Nurdin dinilai cacat di masa depan. Menurut Jafar, tentu saja ini akan menjadi problem besar bagi keluarga mereka.

“Jika ada keturunan mereka yang ingin terjun ke dunia politik nantinya, tentulah warga akan mengingat bahwa trah Nurdin berhenti berpolitik ketika Zumi Zola tersandung kasus di KPK,”katanya.

Baca juga:  Puluhan Ribu Warga Memadati Kampanye Akbar AZ-FER di Lapangan Merdeka

Karena itu, doktor ilmu politik jebolan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, Ratu menyimpan misi tersebut. Sebagai orang yang berada dilingkaran trah Nurdin Hamzah, ia wajib turut berjuang keras. Menyelamatkan nama baik nenek moyang mereka.

Kembalinya Ratu ke politik, lanjut Jafar, bukan untuk memenangkan kontestasi. Tapi untuk menunjukkan bahwa trah Nurdin adalah keluarga kaya seperti tergambar selama ini; dermawan, suka menolong, tidak berupaya untuk mengambil uang rakyat seperti kasus yang membelit Zola di KPK.

Kini, Ratu akan tampil mengembalikan puing-puing kekuatan yang telah terserak. Karena Zulkifli yang memulai panggung politik di keluarga ini, maka Ratu Munawaroh, sebagai istri, boleh jadi ingin tampil berperan mengembalikan citra keluarga ini.

Selain itu, PAN rupanya tengah menyiapkan skenario besar buat Ratu. Posisi Wagub ditengarai hanya sebagai batu loncatan.

Ratu tengah disiapkan untuk berlaga di Pilgub Jambi 2020 tahun depan.

Sebagai pewaris trah Nurdin, Ratu dianggap layak dan punya daya Tarik.

Marcus Mietzner dalam bukunya berjudul Money, Power, and Ideology: Political Parties in Post-Authoritarian Indonesia, mengatakan bahwa patron atau pola seorang pemimpin itu variatif. Mietzner mengatakan biasanya pemimpin memiliki satu atau lebih patron yang ada.

Pola ini biasanya berdasarkan dari garis keturunan, karisma, popularitas, dan kekayaan.

Dalam buku tersebut, ia mencontohkan Megawati Soekarnoputri yang mewarisi patron keturunan dari Soekarno yang merupakan Presiden pertama.

Sedangkan, Ratu pastilah diuntungkan karena faktor istri dari keluarga saudagar kaya Nurdin Hamzah yang sukses menjabat Gubernur Jambi selama dua periode. Patron ini berpengaruh besar terhadap sudut pandang masyarakat terhadap calon pemimpinnya.

Baca juga:  Dugaan ASN Terlibat Kampanye AL-AZHAR di Sungai Penuh

Faktor pentingnya lingkaran keturunan raja ini juga dikatakan oleh Carlos M. Vilas dari National University of Lanus, Argentina. Dia berpendapat bahwa garis keturunan Raja dianggap penting dalam sebuah keluarga yang berkuasa dalam membentuk struktur sosial-ekonomi, institusi politik, dan kehidupan budaya suatu negara.

Perihal keturunan ini dipercaya bisa memobilisasi dukungan politik cukup signifikan. Oleh karena itu, pola keturunan akan terus diproduksi dan ditawarkan kepada masyarakat.

Dengan segala modalnya tersebut, Ratu sebenarnya hanya perlu memutuskan, apakah dia akan berlaga di Pilgub Jambi kelak. Keputusan tersebut dapat menjadi ajang pembuktian bagi Ratu dan karier politiknya.(*)

Ratu dan Skenario Pilgub Jambi

Kendati Ratu telah memiliki kriteria yang cocok untuk menjadi pemimpin. Tapi, jalan Ratu menuju BH 1 terbilang tidak mudah. Dia akan menghadapi tantangan dan jalan terjal.

Dari catatan Jambi Link, tantangan itu berdasar pada beberapa poin. Pertama, Ratu belum memiliki pengalaman sebagai pejabat pemerintah. Poin pertama ini sebenarnya tidak bisa diterima sepenuhnya.

Komentar terkait pengalaman ini selalu saja ada di setiap Pilkada. Argumen ini dipakai sebagai retorika oleh para petahana yang tidak ingin kekuasaannya diganggu. Padahal mereka pun jika tidak diberi kesempatan yang sama maka tidak akan pernah memiliki pengalaman untuk menjabat.

Kedua, sebagian internal PAN merasa tidak setuju bila Ratu mendapatkan posisi penting atau dicalonkan di Pilgub. Hal ini karena Ratu dianggap tidak berjuang bersama PAN. Masih banyak kader PAN potensial yang dinilai layak.

Meski alasan itu masuk akal, akan tetapi elit PAN Jambi lebih memperhitungkan terhadap kebaikan PAN dan keluarga Nurdin. Selain itu, dengan bergabungnya Ratu harapannya dapat mengembalikan kejayaan PAN yang beberapa waktu lalu sempat remuk dihajar kasus Zola.(*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button