Tangkapan Cukup Melimpah Namun Hasil Jual Anjlok
Kerincitime.co.id, Berita Muara Sabak – Masyarakat wilayah pesisir Kabupaten Tanjabtim dengan mata pencarian sebagai nelayan saat ini tengah kesulitan untuk mendapatkan ekonomi yang layak. Pasalnya hasil tangkapan para nelayan rata-rata mengalami penurunan harga jual. Padahal hasil tangkapan saat ini cukup melimpah.
Udin salah seorang nelayan Lambur luar mengatakan,di saat hasil tangkapan melimpah harga jual mengalami penurunan. Penurunan ini sebenarnya sudah sering terjadi dan dialami namun kali ini cukup parah, dilansir Brito.id media partner Kerincitime.co.id.
“Hasil lumayan,dari segi alat tangkap apapun jika nelayan turun hasil nya melimpah. Namun tidak sesuai dengan harga di pasaran,”katanya.
Hasil tangkapan yang melimpah namun tidak di imbangi dengan harga jual membuat nelayan wilayah pesisir mengalami kerugian. Baik tenaga maupun kos yang harus dikeluarkan saat akan beroperasi di laut.
“Tak balik modal,bahkan kami juga tidak bergaji jika tekor hasilnya,”ujarnya.
Beruntung hampir rata-rata nelayan bergantung pada tauke. Sehingga sekecil apapun penghasilan masih mampu menghidupi keluarga. Tetapi tidak semua nelayan bisa beroperasi jika tauke tidak mengeluarkan kost untuk melaut.
“Ada juga tauke yang tidak mau anak buahnya turun saat sekarang ini. Karena lebih besar kos dari penghasilan saat jual hasil tangkapan, ” ujarnya.
Sementara itu, Camat Kuala Jambi, Taufiq Kurniawan, saat dikonfirmasi via telepon mengatakan, kondisi seperti saat ini tentunya menjadi keluhan tersendiri bagi masyarakatnya yang berprofesi sebagai nelayan ataupun pengepul hasil laut.
“Yang jelas saat ini pengunjung ataupun pembeli komoditi laut cukup sepi. Akan tetapi untuk harga jual ikan tidak terlalu berimbas, karena masih bisa dikirim melalui jalur air ke beberapa daerah terdekat seperti kabupaten tetangga,” ungkapnya.
Saat ini, untuk mengantisipasi anjloknya harga jual hasil tangkap, beberapa nelayan beralih profesi menjadi petani atau berkebun.
“Sebagian nelayan udang juga ada yang mengganti alat tangkapnya menjadi jaring ikan. Akan tetapi hal tersebut tentunya membutuhkan modal yang cukup besar,” paparnya.
Sementara itu Kaspul salah seorang penjual ikan di Kecamatan Kuala Jambi menjelaskan, harga hasil tangkapan memang mengalami penurunan misalnya hasil tangkapan jenis udang sualo yang sebelumnya Rp.30.000 kini hanya Rp 26.000 saja bahkan ada harga jenis udang yang di jual Rp.5.000.
“Nelayan lebih banyak menjual keluar daerah. Karena di luar daerah harga masih stabil,”ujarnya.
Meski harga murah dirinya mengatakan, penjualan tidak normal. Karena hampir rata-rata pembeli hasil nelayan adalah warga luar kecamatan.
“Kondisi pembeli juga tengah sepi. Kita pun beli sama nelayan seadanya saja,”tandasnya. (Irw)