opini

Pilwako Sungai Penuh, Basis Pendukung Belum Militansi dan Galaunya Bacawako

PILWAKO SUNGAI PENUH SEMAKIN HANGAT

(Basis pendukung yang belum militansi dan Galaunya para Bacawako)

By Syamsul Bahri, SE

Syamsul Bahri, SE
Syamsul Bahri, SE

Agenda lima tahunan untuk Pilwako Sungai Penuh sudah mulai hangat dibahas dan dibicarakan baik oleh elite politik, politisi bahkan tokoh masyarakat dibeberapa tempat atau warung kopi, bahkan kelompok masyarakat adat, yang memiliki kepedulian terkait dengan pembangunan kota Sungai Penuh kedepan, semakin hari semakin hangat untuk dibahas, walaupun sesungguhnya tahapan Pilwako itu belum dimulai.

Pilwako yang direncanakan pencoblosannnya pada tanggal 22 September 2020 mendatang dengan usulan anggaran untuk pelaksanaan mulai dari persiapan sampai pasca pelaksanaan oleh KPU Kota Sungai Penuh diusulkan sebanyak 13 Milyar, sebuah pendanaan yang cukup akomodatif.

Pelaksanaan Pilwako Sungai Penuh diperkirakan tidak akan berlangsung headtohead, diperkirakan akan berlangsung lebih dari 2 pasang Pasangan, hal ini jika dikaji banyaknya muncul para bakal calon serta peluang kursi yang tersedia saat ini sebanyak 25 kursi.

Hasil Pemilihan Legeslatif tahun 2019 menghasilkan anggota DPRD kota Sungai Penuh sebanyak 25 orang, dengan rincian (1) Partai Demokrat sebanyak 6 Kursi, (2) dan masing-masing 3 kursi seperti PAN, PPP, Hanura, dan masing-masing 2 kursi adalah Gerindra, PKS, Nasdem dan masing-masing 1 kursi adalah Golkar, Berkarya, PDIP dan PKB, ini kekuatan pengusung dan pendukung para pasangan Bacawako Kota Sungai Penuh.

Adapun para elit politik dan tokok yang memiliki signal dan keinginan untuk maju sebagai Bacawako atau bacawwako sudah bermunculan seperti Sejumlahtokoh pun sudah menyampaikan  statemen akan maju Pilwako Sungai Penuh antara lain Ketua DPRD Sungai Penuh Fikar Azami, Wakil Wali kota Zulhelmi, Dipo Ilham, Ahmadi Zubir, dr.Meidrin Joni, dan mantan Sekda Sungai Penuh Pusri Amsy.

Untuk Fikar Azasmi yang sekaligus sebagai Ketua Partai Demokrat Kota Sungai Penuh, tentunya partai pengusung tidak akan bermasalah, bahkan Partai Nasdem yang diharapkan oleh mantanSekda Sungai PenuhPusriAmsy sebagai partai utama pengusung, ternyata sesuai informasi telah dimandatkan ketua ibu Emizola, S.Pdi, M.Hum, yang nota bene adalah Orang Tua Fikar Azami, sehingga sebanyak 8 kursi untuk mengusung Fikar Azasmi sudah lebih dari cukup, namun persoalan pasangan pendmping yang saat ini sedangkan dijanjikan beberapa tokoh yang ada dimasing-masing wilayah, masih menjadi misteri, namun kecenderungan sebagai pendamping sekaligus startegi memecah suara dari wilayah tengah kota Sungai Penuh.

Begitu juga dengan Mantan Sekda Kota Sungai Penuh, yang sebelumnya cukup Percaya diri dengan Partai Nasdemnya, namun Nasdem sudah dipimpin oleh ibu Emizola, S.Pdi, M.Hum. Kegamangan para elite elite tersebut diperkuat lagi hasil Rakorwil PAN Propinsi Jambi pada tanggal 24 Juli 2019, yang mengamanatkan bahwa PAN akan mengusung kader murni untuk maju pada Pilkada tahun 2020 dalam wilayah Propinsi Jambi, termasuk kota Sungai Penuh, pernyataan ini membuat para bacawako mengalami kesulitan, karena PAN dinilai sebagai partai Strartegis setelah Partai Pemenang Pileg Kota Sungai Penuh yaitu Demokrat.

Kegamangan dan Kegalauan tersebut, seyogyannya dapat juga dilihat dari kekuatan basis dan suara berdasarkan DPT, yang cenderung basis dan DPT ini menjadi kajian dan analisa yang akan dimentahkan oleh pasangan lainnya, sebagaimana diketahui bahwa basis dan DPT tahun 2019 sebanyak 64.432 pemilih, terdiridarilaki-laki 31.331 jiwa dan pemilihperempuan 33.101 jiwa, dengan rincian berdasarkan prosentase Hamparan Rawang sebanyak 16%; Kota Baru sebanyak 11%, Pesisir Bukit sebanyak 13%, Sungai Bungkal sebanyak 10%; Sungai Penuh sebanyak 9 %; Pondok Tinggi sebanyak 17%, Kumundebai sebanyak 12% dan Tanah Kampung sebanyak 12%.

Jika berdasarkan basis, maka kecenderungan Bacawako yang terkuat adalah H. Zulhelmi dengan basis Kecamatan Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Sungai Bungkal dan KumunDebai yang mencapai lebih 45% pemilih, sedangkan Pusri Amsy dengan Basis diperkirakan Rawang, dan Tanah Kampung, begitu juga dengan Fikar Azami dengan Basis mungkin Tanah Kampung, KumunDebai dan Rawang, termasuk drMeidrin Joni dengan basis Pesisir Bukit, Kota Baru dan Rawan, Ahmadi Zubir dengan basis Pesisr Bukit, Rawang, Koto Baru.Pemilihinitersebar di 8 Kecamatandalam Kota Sungaipenuh.

Basis dukungan tersebut diatas, memang bukan basis yang militan, namun cenderung merupakan basis yang mengambang dan cukup memiliki peluang untuk dipecahkan dengan satrategi yang mantap termasuk money politik, apabila pemilik basis tidak berusaha memperkuat basis tersebut menjadi basis militan, begitu juga ada kecenderungan untuk pemilihan pasangan No. 2 bahkan pelaung untuk No. 3 akan menyebabkan basis yang belum militan tersebut besar kemungkinan untuk terbelah.

Namun sangat penting dan urgen adalah partai pengusung menjadi bagian yang lebih utama untuk dilakukan oleh para bacawako, hal ini merupakan persyaratan mutlak dan semakin hari semakin panas pasar dan pasarannya, dan ini menjadi bagian prioritas diantara bagian prioritas lainnnya.

Kekuatan H. Zulhelmi dengan basis yang belum militan sebanyak hampir lebih 45%, ini menjadi target lawan politik untuk memecahkan, sehingga H. Zulhelmi memiliki tugas yang ekstra keras untuk menjadikan Basis menjadi basis yang militan, mungkinkah ????, ya apabila dari 3 Wilayah tersebut hanya 1 calon yang akan muncul, dan itu juga masih menjadi pertanyaan yang dibutuhkan proses dan waktu untuk menjawabnya.

Kekuatan basis yang belum militan bukan menjadi jaminan, melainkan jika tidak dikelola dengan baik, justru basis ini akan secara terus menerus untuk dimainkan secara politik yaitu politik belah bambu, bahkan iming-iming pasangan 02 dan 03 tetap akan dimainkan serta keluatanmoney politik.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button