Kerincitime.co.id, Berita Sungai Penuh – SPBU 24-371.20 Pelayang Raya, Kota Sungaipenuh masih terus menjadi sorotan. Berbagai persoalan dikeluhkan masyarakat dan konsumen. Mulai dari antrian kendaraan yang menyebabkan macet, hingga stok BBM.
Pantauan dilapangan, hampir setiap hari terlihat dum truck antri panjang di SPBU bahkan sampai malam hari. Jika kendaraan umum sedang banyak melintas, acap kali terjadi kemacetan yang mengganggu kelancaran lalulintas.
Sementara di SPBU sendiri, terlihat stok BBM habis, yang menjadi pemicu terjadinya antrean yang menyebab kemacetan. Persoalan ini terjadi bukan sehari dua hari, namun sudah waktu yang lama.
Informasi lain yang dihimpun, masyarakat dan pemerintahan Desa Pelayang Raya, kabarnya juga keberatan terhadap kondisi tersebut. Bahkan, pihak SPBU juga sudah dipanggil oleh pemerintahan desa setempat.
“Ya, setiap lewat di SPBU, selalu ada dum truck yang mengantri. Bahkan saya pernah terjebak macet, karena lalulintas sedang padat kendaraan,” ungkap warga selaku pengguna jalan.
Sopir dum truck pun juga mengeluh, lantaran harus mengantri untuk menunggu pasokan BBM jenis solar masuk.
“Karena BBM jenis solar cepat habis, dan kita sudah terlanjur mengantri, terpaksa harus menunggu pasokan baru yang diangkut mobil tanki,” ungkap sopir truck saat menunggu antrean di SPBU.
Persoalan yang terjadi tersebut juga menjadi perhatian tokoh masyarakat. Berharap pihak SPBU segera mengatasi masalah tersebut. SPBU diminta segera berkoordinasi dengan stake holder pemerintah, untuk mencari solusi.
“SPBU diharap segera mengambil langkah koordinasi dengan pemerintah. Ini maslah yang terjadi cukup komplit, seperti antrean, macet, stok terbatas, jeriken, dan potensi maslah lainnya,” ungkap Mukhrizal, tokoh masyarakat.
Hal senada juga disampaikan tokoh adat, Joni Lovita. Dia menambahkan, agar tidak menjadi persoalan yang berkepanjangan. SPBU harus menjelaskan kepada publik dan pemerintah, kondisi SPBU.
“Yang disorot masyarakat itu yang nampak. Bagaimana sebenarnya yang terjadi, seperti apa solusi yang tepat, itu perlu dijelaskan kepada masyarakat, termasuk pemerintah,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, beredar juga kabar tak sedap, ada permainan pengisian derigen yang harus dibayar setiap derigennya.
“Kalau beli menggunakan derigen, ada biaya, pelayanan pun tentu lebih mementingkan derigen ketimbang mobil atau truck, karena ada biaya tambahan” ungkap Ari salah seorang warga.
Sementara itu, terkait persoalan tersebut, Pengelola SPBU belum dapat tanggapan. (Red)